MALANG – Setelah menunggu kurang lebih 1 tahun, masyarakat di sekitar Desa Duwet Krajan akhirnya bisa bernafas lega setelah pembangunan Jembatan Suwaru, Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang rampung.
Sebelumnya, jembatan itu terputus akibat tersapu derasnya arus sungai pada Desember 2021 lalu akibat cuaca ekstrem. Raut wajah kebahagiaan pun terpancar dari warga Duwet, dengan selesainya pembangunan jembatan tersebut.
“Beberapa bulan ini, jembatan masih belum bisa dilewati. Sedangkan jembatan ini adalah satu satunya akses menuju perkebunan,” tandas Bambang, warga Desa Duwet Krajan, Rabu (11/1/2023).
Bupati Malang HM Sanusi yang meresmikan Jembatan Suwaru mengucapkan syukur atas selesainya jembatan Suwaru sebagai akses utama dalam menggerakkan roda kehidupan masyarakat.
“Alhamdulillah proses perbaikan serta pembangunan Jembatan Duwet Krajan telah selesai dilaksanakan, sehingga pada hari ini dapat kita resmikan,” ucap Sanusi.
Pemerintah Kabupaten Malang menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berkontribusi sehingga Jembatan Duwet Krajan di Kecamatan Tumpang ini dapat difungsikan kembali.
Ukuran jembatan yang dibangun tersebut memiliki spesifikasi yang lebih panjang dan lebar dari jembatan sebelumnya yang terputus akibat tersapu arus sungai. Awalnya hanya berukuran panjang 15 meter dan lebar 5 meter.
Selama jembatan itu terputus, akses jalan di Desa Duwet Krajan tertutup total. Sehingga, masyarakat harus memutar hingga jarak kurang lebih 15 kilometer melalui Desa Tulus Besar atau Desa Gubugklakah.
“Semoga dengan telah rampungnya pembangunan jembatan ini akan memperlancar mobilitas serta aktivitas masyarakat Desa Duwet Krajan dan sekitarnya, sekaligus dapat membawa manfaat positif bagi kita semua,” terangnya.
Menurut Sanusi, jembatan ini diharapannya mampu menunjang ketersediaan infrastruktur yang memadai dan mumpuni, dengan pemeliharaan yang baik serta kontinyu.
Keberadaan jembatan ini dapat memperlancar arus perekonomian maupun distribusi barang dan jasa, yang mana akan berpengaruh pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi serta peningkatan pendapatan masyarakat.
Jembatan ini, imbuh bupati yang juga kader PDI Perjuangan tersebut, nantinya tidak dipergunakan untuk membuang sampah sembarangan ke bantaran sungai yang ada di bawahnya.
“Karena hal ini tentu akan menghambat dan memperlambat aliran sungai, sekaligus akan mempercepat korosi pada konstruksi jembatan, sehingga saya berharap masyarakat juga dapat lebih menjaga kebersihan di sekitar jembatan,” tutur Sanusi. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS