SURABAYA – Peran perempuan sangat penting dalam mengisi pembangunan bangsa dan negara. Sudah seyogyanya, perempuan pun harus turut andil dalam tatanan politik untuk mewujudkan cita-cita kemerdakaan, kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
Hal tersebut mengemuka dalam seminar Peringatan Hari Ibu tahun 2022 yang gelar oleh DPD PDI Perjuangan Jawa Timur dengan tema Refleksi Kongres Perempuan dalam Implementasi Jaman, dengan sub tema Sharing dan Exposure Pengalaman Para Kader Perempuan Partai di Tingkat Legislatif dan Eksekutif, di Aula Megawati, DPD PDIP Jatim, Jalan Kendangsari, Surabaya, Sabtu (24/12/2022).
Hadir dalam seminar yang dikemas secara luring dan daring tersebut, di antaranya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kesehatan dan Anak, Sri Rahayu, Wakil Sekjen Bidang Program Kerakyatan DPP PDI Perjuangan, Sadarestuwati, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Puti Guntur Soekarno Putri, Indah Kurnia, dan Ina Amaniyah.
Juga hadir beberapa kepala daerah dan wakil kepala daerah perempuan di Jatim dari PDI Perjuangan, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, Wakil Wali Kota Madiun, Inda Raya, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah, dan Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita.
Hadir juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, seperti Sri Untari Bisowarno, Agatha Retnosari, Hj Agustin Poliana, Erma Susanti, Diana Amaliyah Verawatiningsih, Wara S. Renny Pramana, dan Hari Putri Lestari.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sri Untari, mengatakan kehadiran 18 kader perempuan PDI Perjuangan dalam seminar Peringatan Hari Ibu tersebut bertujuan untuk berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepad kader-kader perempuam PDI Perjuangan untuk lebih maksimal lagi di dalam menjalankan intruksi Partai.
“Jadi, ini kita hadirkan di sini 18 orang yang sudah jadi. Ini menjadi inspirasi bagi perempuan yang ada di struktural tingkatan DPC, PAC, sampai ke Ranting agar mereka semua memilki gambaran cara saat menuju legislatif,” ujar Untari.
Untari juga menjelaskan, pihaknya dapat akan terus mendorong kader-kader perempuan untuk bisa mengisi kursi legislatif minimal bisa 30 persen. Ia meminta kader PDI Perjuangan dari basis perempuan untuk mempersiapkan diri, baik secara logistik maupun peta suara di Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing.
“Kita punya kader perempuan se-Jatim. Itu sekira 30 ribu orang. Ini semuanya adalah perempuan berdaya yang ada di masyarakat dan mereka mendapat instruksi dari ketua umum untuk selalu menangis dan tertawa bersama rakyat,” jelasnya.
“Sekarang ini kan belum. Sekarang ini dari 27 baru 8 orang. Jadi baru 15 persen. Kami ingin tingkatkan jadi 30 persen. Jadi, berpartai tidak hanya ngurusi suara, tapi bagaimana membantu masyarakat bicara tentang stunting, pemberdayaan ekonomi, bicara soal lansia, anak-anak muda dan sebagainya,” imbuhnya.
Untari juga menegaskan, perempuan tidak bisa sekadar menjadi konco wingking, tapi juga harus memperjuangkan kesetaraan. Hal tersebut hanya bisa diwujudkan ketika sudah menjadi bagian dari politik. Banyak hak yang perlu perjuangan lebih dan itu hanya bisa dilakukan oleh sesama perempuan karena ia yang mengalami.
“Peran perempuan di ranah politik ini sangat penting karena politik menjadi pilar demokrasi dan ini tidak akan pernah jadi setara tanpa hadirnya perempuan di politik yang sekarang, sehingga kalau ada afirmasi perempuan 30 persen di dalam undang-undang pemilu dan kemudian di KPU itu sebenarnya upaya dalam mewujudkan demokrasi Indonesia yang ada kesetaraan,” jelasnya.
Perayaan Hari Ibu tersebut mendapat sambutan baik dan apresiasi dari Wakil Ketua DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu. Menurutnya kegiatan yang dilakukan DPD PDI Perjuangan Jatim ini menjadi langkah bagus untuk membekali para kader ke depan.
“Dengan adanya sharing pengalaman ini menjadi satu bekal untuk kita semua, kita mengambil mana sisi yang terbaik yang bisa dikembangkan.” ucapnya.
Tak lupa, ia berpesan kepada para kader untuk selalu menjadi pribadi yang santun, kuat, dan berpendirian kuat dalam segala bidang.
“Saran saya sekali lagi perempuan harus kuat, tidak, cengeng, sabar, dan santun, karena perempuan tuntutannya lebih besar dari politisi laki-laki,” tandasnya. (nia/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS