Diana Sasa mengajak peserta Pendidikan Kader Perempuan, dengan jempolnya, untuk saling bergotong-royong melakukan like, comment, subscribe, dan share konten-konten sesama kader PDI Perjuangan yang baik, di berbagai platform media sosial.
BATU – Melalui cara yang berbeda dari kebanyakan calon anggota legislatif lainnya, Diana Amaliyah Verawatiningsih memilih model kampanye melalui media sosial sebagai metodenya menyapa dan bercengkerama dengan masyarakat di daerah pemilihannya.
Berbekal rasa kecintaannya terhadap partai, wanita yang akrab disapa Diana Sasa tersebut, sedari tahun 2011 telah berkecimpung di Badan Informasi dan Komunikasi DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, menyebarkan kinerja-kinerja kerakyatan kader-kader Banteng kepada khalayak dunia maya.
Berbekal rasa cintanya terhadap partai ini juga yang kemudian membuatnya secara penuh kesadaran diri dan keteguhan tekad menjalankan instruksi untuk menjadi calon anggota legislatif DPRD Provinsi Jatim dari PDI Perjuangan.
“Ketika saya dicalonkan pada 2019 yang terbesit dalam pikiran saya adalah saya harus bisa memberikan sumbangsih suara kepada partai,” beber Diana Sasa, di Wisma Perjuangan, Oro-oro Ombo, Kota Batu, Sabtu (12/11/2022).
“Karena saya sudah paham sekali dengan dunia medsos, saya memilih ruang kamar yang berbeda dengan caleg-caleg kebanyakan. Saya mainkan jempol saya untuk berkampanye di medsos,” sambung anggota Komisi A DPRD Provinsi Jatim tersebut.
Di hadapan peserta Pendidikan Kader Perempuan, dia menegaskan bahwa tidak selamanya uang menjadi faktor penentu keterpilihan seorang caleg.
Bahwa dirinya terpilih sebagai legislator DPRD Provinsi dari Dapil Jatim 9, sebutnya, dengan biaya kampanye minim.
Baca juga: Matangkan Ideologi, 93 Banteng Perempuan Tiga Hari Digembleng di Wisma Perjuangan
Selama periode kampanye tahun 2019, Diana terus menerus mereproduksi konten-konten di media sosial mengenai aktivitas sosial kemasyarakatan dan karya yang telah dihasilkan oleh kader-kader PDI Perjuangan.
“Saya sudah membuktikan selama kita bergabung di dalam partai politik itu tidak selalu berbicara tentang uang. Hati masyarakat bisa tersentuh dengan perbuatan-perbuatan yang baik, itulah sebabnya integritas itu penting,” tutur perempuan yang sekarang dipercaya menjabat Kepala Unit Media DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut.
Di depan peserta pendidikan kader perempuan, Diana Sasa menyampaikan bahwa media sosial sebagai sarana kampanye akan bisa berjalan secara optimal apabila konten-konten yang diproduksi mampu menarik perhatian dan simpati masyarakat.
Oleh sebab itu, dia mengajak peserta Pendidikan Kader Perempuan, dengan jempolnya, untuk saling bergotong-royong melakukan like, comment, subscribe, dan share konten-konten sesama kader PDI Perjuangan yang baik, di berbagai platform media sosial.
Untuk bisa disampaikan kepada masyarakat luas bahwa PDI Perjuangan tidak sekadar bicara, tapi benar-benar memiliki kader-kader berkualitas yang sudah memberikan dampak dan kontribusi kepada masyarakat.
Gotong-royong dengan jempol ini, jelasnya, akan membuat berita kader Banteng viral dan jangkauannya semakin luas.
“Kalau gotong-royong jempol ini kita kuat dan bisa kita lakukan bersama-sama, ini bisa mengalahkan praktik politik uang,” tegasnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS