ANGGOTA Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno meminta pemerintah meningkatkan kualitas layanan pendidikan untuk anak-anak dari keluarga asal Indonesia yang merantau dan bermukim di luar negeri.
Hal itu dikatakan wakil rakyat dari PDI Perjuangan tersebut saat mengunjungi Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) pada Kamis (27/10/2022) seperti dilansir redaksi pada Kamis (3/11/2022) dari mnctrijaya.com.
Menurut Mbak Puti, sapaan akrab Puti Guntur Soekarno, menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk memenuhi hak dasar anak atas pendidikan. Karena itu, cucu dari Proklamator RI Bung Karno itu menilai, keberadaan Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SLIN) sangat membantu dan perlu ditingkatkan kualitasnya.
“Negara punya kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberadaan SILN adalah prioritas karena pendidikan punya konteks jangka panjang yang sangat luas, tidak bisa dihitung dengan matematika,” kata Puti.
“Evaluasi yang dilakukan pihak terkait harus mengarah pada pengembangan yang positif,” imbuh Puti Guntur Soekarno yang juga Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Parlemen Indonesia-Jepang.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi memastikan adanya tanggung jawab bersama dari semua pihak untuk mengawal jati diri bangsa tetap melekat di hati dan pikiran anak didik.
SILN menjadi kebutuhan penting bagi para diaspora Indonesia agar bisa mendidik anak-anak mereka dalam kurikulum Indonesia.
“WNI yang tinggal di Jepang datang dan tinggal ada yang bersama keluarga dan ada juga yang menikah di Jepang. SILN ini menjadi jawaban dari kebutuhan akan sekolah bagi anak-anak mereka,” katanya.
“Kita akan ada lost generation jika tidak layanan pendidikan bagi WNI di luar negeri. Perlu ada dukungan dari semua pihak. Dukungan itu tidak hanya materiil tetapi juga untuk tenaga guru. Harus dimaksimalkan layanan pendidikan ini bagi WNI di luar negeri,” tegas Dubes Heri.
Dubes Heri Akhmadi didampingi Koordinator Bidang Pendidikan Sosial Budaya KBRI Tokyo Meinarti Fauzie, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Yusli Wardiatno, Kepala SRIT Ari Driyaningsih dan Ketua Komite Sekolah Sonny Surachman Ramli.
Untuk menjangkau layanan pendidikan bagi anak-anak WNI, KBRI Tokyo menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan bekerja sama dengan masyarakat mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indonesia. Saat ini, sudah berdiri di 5 wilayah Jepang.
Adapun tiga mata pelajaran utama dalam PKBM adalah agama dan budi pekerti; Pancasila dan Kewarganegaraan; serta Bahasa Indonesia.
“Di samping itu, KBRI Tokyo sejak 15 September 2020 mendapat mandat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk melaksanakan PJJ di wilayah Jepang dan Asia Timur,” kata Heri Akhmadi.
Kepala SRIT Ari Driyaningsih menjelaskan, jumlah guru yang ada saat ini berjumlah 13 guru. Dari 13 guru itu 7 orang adalah guru pengganti dan native speaker. Ada kebutuhan 4 guru yang di proyeksikan akan didatangkan untuk mengajar di SRIT.
Namun hingga kini masih belum datang dari Indonesia karena kendala teknis. Kebutuhan akan guru ini menurut Ari Driyaningsih, menjadi prioritas dalam kelancaran proses belajar mengajar siswa-siswi SRIT yang berjumlah 113 siswa siswi dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA. (hs)
Foto: mnctrijaya.com
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS