SITUBONDO – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim, Maria Ernawati, memberikan aperesiasi terhadap kepemimpinan Bupati Situbondo, Karna Suswandi, yang mampu menurunan angka stunting, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) hingga kemiskinan ekstrem di Situbondo.
Apresiasi tersebut disampaikan Ernawati saat menggelar rapat koordinasi, antara BKKBN Jawa Timur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo, Senin (17/10/2022).
“Untuk upaya percepatan penurunan stunting ini, saya perlu memberikan apresiasi, serta berterima kasih kepada Pak Bupati, karena di Situbondo sudah ada regulasi yang diterbitkan Pak Bupati dan sudah membentuk lebih dari 1500 tim pendamping keluarga beresiko stunting, sehingga dalam dua tahun terakhir ini angka stunting maupun kemiskinan mulai menurun,” ujar Ernawati
Atas keberhasilan tersebut, BKKBN Jatim menyiapkan dana melalui DAK dan BOKB untuk terus mendukung pelaksanaan penurunan stunting di Situbondo. Anggaran tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo untuk penguatan program deteksi dini dan pendampingan keluarga beresiko stunting.
“Kami sendiri akan terus mendukung upaya yang dilakukan Pemkab Situbondo dalam menekan angka stunting. Walaupun posisi prevalensi Kabupaten Situbondo di 23,7 persen menurut SSGI. Namun saya yakin dan optimis dengan dukungan Bapak Bupati kepada program penurunan stunting, pada tahun 2024 target presiden bisa kita capai bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Situbondo, Karna Suswandi, menyampaikan, Pemkab Situbondo memang berkomitmen untuk menurunkan angka stunting. Walaupun dengan berbagai kendala dan keterbatasan anggaran, pihaknya berusaha menyiasati dengan membuat program yang efektif dan efisien agar penurunan angka stunting dan kemiskinan di Situbondo bisa teratasi secepat mungkin.
“Walau kami memiliki berbagai keterbatasan, komitmen kami jelas, yaitu stunting di Kabupaten Situbondo harus turun. Untuk programnya sendiri, kami memiliki beberapa inovasi program penurunan stunting, seperti aplikasi Sibesti (Situbondo Bebas Stunting) yang merangkum aksi penurunan stunting, konsultasi online Catin, dan pemberian sembako kepada keluarga beresiko stunting yang memiliki balita dan baduta untuk meningkatkan gizi keluarga,” jelas Bupati Karna.
Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan, program pemberian paket sembako dilakukan sebagai upaya antisipasi mengatasi kekurangan pangan dan kemiskinan ekstrem.
Selain itu, Situbondo melakukan konvergensi yang kuat dengan lintas sektor, seperti PKK dan forum CSR yang memberikan bantuan membangun rumah layak huni serta pembagian sembako juga.
“Dari banyak aksi yang sudah kita lakukan bersama, berdasarkan data bulan timbang angka stunting sebenarnya sudah jauh dari target presiden. Yaitu di kisaran 8,05 persen. Angka kemiskinan ekstrem juga turun 67,5 persen, dari 18.000 sekian di tahun 2021, sisa 6.010 di tahun 2022,” pungkasnya. (ryo/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS