PONOROGO – Para seniman Reog Ponorogo yang tampil sukses di empat negara Eropa: Belanda, Prancis, Belgia, dan Jerman, telah kembali ke tanah air. Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyambut mereka dan melakukan audiensi di Gedung Pemkab Ponorogo, Senin (26/9/2022) sore.
Bupati Sugiri menyampatkan rasa salutnya kepada mereka yang mampu membawa dan mengenalkan reog ke kancah internasional. Tidak hanya di Eropa saja, ia juga bermimpi besar seniman reog bisa tampil di seluruh dunia.
“Inginnya nggak hanya di Eropa, tapi di seluruh dunia,” ungkap Bupati Sugiri.
Dengan begitu, ia berharap besar kepada UNESCO agar Reog Ponorogo menjadi bagian dari warisan budaya takbenda.
“Internasional harus mengakui bahwa reog budaya yang wajib dilestarikan dan diakui oleh UNESCO,” terangnya.
Pihaknya pun sengaja agar para pejabat terkait tidak ikut mengawal para seniman ke Eropa, supaya tidak ada kecemburuan dan kesan foya-foya di sana.
“Filosofinya seperti bujang ganong yang memakai topeng, di mana setiap kebaikan yang dilakukan tak harus diperlihatkan (siapa yang menari),” jelas politisi PDI Perjuangan itu.
Sementara itu, ketua rombongan seniman reog ke Eropa, Tri Istyo Adi Cahyono, mengatakan, kedatangan mereka di sana disambut secara antusias oleh masyarakat Eropa dan warga Indonesia yang tinggal di sana.
“Warga Eropa sangat antusias. Bahkan mereka tidak tahu kalau memainkan singo barong itu digigit. Mereka ngiranya dicantolkan di bahu,” ujar Tri.
Tak hanya tampil saja, saat di Paris, Prancis, maupun Frankfurt, Jerman, pihaknya juga melakukan workshop mulai dari memainkan gamelan, selompret, hingga singo barong.
Selain Reog Ponorogo, juga ada beberapa kesenian dari Indonesia. Bahkan menurutnya, reog menjadi satu-satunya yang paling menonjol.
“Luar biasa meriah karena reog satu-satunya ikon yg menonjol dibandingkan kesenian yang lain,” tandasnya. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS