SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengimbau kalangan seniman dan anak muda memanfaatkan Balai Pemuda sebagai pusat kesenian dan budaya dengan menampilkan karyanya.
“Balai Pemuda, Gedung Balai Budaya itu wes gratisno (gratiskan) buat para seniman. Karena saya nggak ingin, hanya menggaungkan Balai Pemuda sebagai tempatnya anak muda, tapi nggak ada tampilan seni dan budaya,” kata Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa (6/9/2022).
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu berharap Balai Pemuda dimanfaatkan sebagai tempat penampilan seni dan budaya seperti sebelum pandemi Covid-19.
“Agar kreasi atau karya anak muda dan seniman di Kota Surabaya itu dapat tersalurkan melalui pertunjukan,” katanya.
Wali kota yang juga kader PDI Perjuangan ini pun sedikit bercerita, saat tingkat penularan Covid-19 di Surabaya tinggi, waktu itu pemerintah kota (Pemkot) sempat membubarkan beberapa penampilan seni di Balai Pemuda.
Bukan hanya membubarkan, Pemkot Surabaya bahkan sempat menutup Balai Pemuda dan menghentikan sementara kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan.
“Memang, waktu itu pengunjung sangat antusias, sehingga terpaksa kita bubarkan. Lah nanti kalau sudah dibuka untuk pertunjukan lagi, pengunjung bisa melihat ludruk, pertunjukan tari dan sebagainya,” bebernya.
“Mereka (seniman) bisa tampil secara bergantian, pasti sangat luar biasa dan orang akan berani menampilkan karya seninya,” sambung Eri.
Dia tak ingin, kesenian seperti ludruk, parikan, tari – tarian dan budaya khas Surabaya lainnya itu terlupakan begitu saja, terutama di kalangan anak muda.
Karena itu, dirinya berharap, Balai Pemuda bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh anak muda dan para seniman di Surabaya untuk menampilkan karyanya.
“Saya berharap, di Alun – Alun Suroboyo maupun Balai Pemuda, itu jadi pusat cangkruk-e (tongkrongan) arek Suroboyo. Jadi jangan hanya didatangi, kemudian tidak ada tampilan – tampilan budaya atau karya seni,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati menerangkan, sebelum pandemi Covid-19, di Balai Pemuda itu sudah ada Rumah Kreatif.
Di Rumah Kreatif itu, Disbudporapar Surabaya menyediakan tempat pelatihan seni dan budaya, mulai tari, parikan, ludruk, musik dan sebagainya setiap Sabtu – Minggu (weekend).
Menurut Wiwiek, para pemuda yang ada di Rumah Kreatif itu bukan sekadar dilatih, tapi juga difasilitasi tempat untuk menampilkan seni dan budaya di Gedung Balai Budaya, Balai Pemuda.
Pihaknya juga memberi kesempatan dan memberi fasilitas para seniman itu tidak hanya tampil di Balai Pemuda, tapi juga bisa di Jalan Tunjungan dan Taman Prestasi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS