BATU – Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sri Untari Bisowarno mengajak Asosiasi Koperasi Retail Indonesia (Akrindo) untuk mengepakkan sayap usahanya, melalui upaya kerjasama dengan industri-industri skala besar dan sesama gerakan koperasi.
Dalam Kongres Akrindo di Ballroom Hotel Royal Orchid, Kota Batu Rabu (31/8/2022), Untari menyampaikan bahwa industri membutuhkan distributor untuk memasarkan produk-produk mereka ke pasaran.
Dia minta Akrindo untuk jeli menangkap peluang, terutama kondisi perekonomian yang berangsur-angsur pulih pasca pandemi Covid-19 ini, dengan membuka peluang bagi koperasi yang bergerak di bidang retail, untuk menangkap besarnya konsumsi masyarakat Indonesia.
“Karena di Indonesia, terutama Jawa Timur hampir 40% koperasi membuka usaha retail, tetapi masih kecil-kecilan. Juga masih lebih banyak koperasi simpan pinjam dan jenis yang lain, untuk koperasi yang berbisnis retail itu baru sekitar 7.000,” papar Untari.
Dia mencontohkan, selama memimpin Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang-Jawa Timur, pihaknya telah membuka usaha retail semenjak tahun 2011.
Hingga saat ini, perhitungan keuntungan dari usaha retail mencapai rata-rata 6 persen dalam satu bulannya.
“Sehingga retail ini tidak hanya menjadi sampingan, tapi sudah fokus. Maka ada bidang tersendiri yang mengurus. Nah ke depan, salah satu yang saya sarankan kalau memang kita mau memiliki basis koperasi retail, itu jangan setengah-setengah,” ucapnya.
“Saya hanya mengambil keuntungan rata-rata setiap bulan hanya 6% ke anggota. Saya tidak mau mematok harga tinggi-tinggi kepada anggota,” lanjut Ketua Umum Koperasi SBW tersebut.
Untari menyarankan, seusai kongres, Akrindo mampu untuk membuat sebuah program kerjasama lintas koperasi di bidang retail.
Yang kemudian kerja sama ini diperkuat dengan pembentukan struktur retail yang matang sekaligus menciptakan marketplace bersama.
“Sekarang semuanya sudah serba digital, sudah waktunya semua mengarah ke sana. Jawa Timur punya banyak prestasi salah satunya mampu mengumpulkan koperasi-koperasi ritel. Harapan saya koperasi simpan pinjam yang besar didorong untuk masuk ke retail,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, Andromeda Qomariah menjelaskan bahwa koperasi retail memiliki peluang sangat besar untuk bisa tumbuh dan berkembang.
Sebab, mayoritas koperasi melalui KUD telah menjangkau bagian pelosok-pelosok desa yang ada di Jawa Timur.
“Semua potensi yang dimiliki oleh koperasi-koperasi itu bisa terhubung menjadi satu kesatuan dalam Akrindo. Sehingga yang mana memang mereka punya potensi di dalam pengembangan produk lokal itu semua bisa masuk ke dalam,” ungkap Andromeda.
Tentunya, diperlukan berbagai pembenahan agar koperasi-koperasi yang bergerak di sektor retail bisa berkembang dan diterima masyarakat. Salah satunya adalah melalui pembenahan fasilitas dan pelayanan.
Bahkan, Andromeda memiliki angan-angan, agar Akrindo di Jawa Timur dapat tumbuh seperti perusahaan-perusahaan retail modern seperti Transmart maupun Giant, apabila mampu memanfaatkan besarnya konsumsi masyarakat Jawa Timur. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS