KABUPATEN PROBOLINGGO – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi, rupanya dirasakan betul oleh para peternak sapi. Kondisi ini membuat anjloknya produksi susu segar yang menjadi sentra ekonomi di Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo.
Kondisi itulah, yang membuat Plt Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko menandatangi langsung sentra produksi susu Krucil yakni KUD Argopuro, Kamis (3/6/2022).
Menurut Pengurus Bidang Usaha KUD Argopuro Suloso, penyebaran wabah PMK ini sangat berdampak sekali bagi KUD Argopuro Kecamatan Krucil. Sebab terjadi penurunan produksi yang luar biasa hingga mencapai 8.000 liter per hari. Selama 17 hari, kerugian finansial hampir mencapai Rp 900 juta.
PMK yang menyerang populasi sapi perah di lereng Gunung Argopuro, Kabupaten Probolinggo sejak pertengahan Mei 2022 lalu mengakibatkan, produksi susu sapi anjlok. Sebelum wabah PMK merebak, 2.600 peternak yang menjadi mitra KUD Argopuro bisa memasok 40 ton susu segar per hari ke KUD Argopuro.
Namun, kini, produksi susu sapi mitra KUD Argopuro yang ia terima tinggal 32 ton per hari. Tentunya ini berdampak pada kebutuhan susu bagi masyarakat di luar Kabupaten Probolinggo.
“Bagi peternak tentunya mengurangi pendapatan karena sapi yang terpapar wabah PMK, nafsu makan turun, produksi turun dan pendapatan otomatis turun,” ujarnya.
Menyikapi hal tersebut Suloso mengaku sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat bekerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dengan menghadirkan Forkopimka Krucil, semua pengurus kelompok dan semua kepala desa.
“Sebagai upaya penanganan PMK, kita melakukan pengawasan dan penyemprotan secara massal yang dilakukan oleh petugas dan peternak masing-masing serta meyakinkan peternak tetap optimis bahwa penyakit ini bisa disembuhkan. Kita juga memberlakukan lockdown serta pengobatan dan pengawasan secara rutin,” terangnya.
Sementara Plt Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko mengatakan untuk menangani penyebaran wabah PMK ini, Pemkab Probolinggo melakukan kebijakan dengan memberikan edukasi melalui petugas-petugas peternakan di lapangan langsung kepada peternak.
“Selain itu, untuk koordinasi bagaimana penanganan dalam rangka menanggulangi penyebaran wabah PMK ini sudah kita lakukan sejak dari awal,” katanya.
Menurut Timbul, pihaknya masih melakukan pertimbangan terkait dengan wacana penutupan pasar hewan. Sebab penutupan pasar hewan justru akan memunculkan pasar liar dan ini malah nantinya tidak akan terkontrol.
“Tetapi yang jelas kita akan pertimbangkan dulu dari sisi positif dan sisi negatifnya apabila dilakukan penutupan pasar hewan,” jelasnya.
Politisi PDI Perjuangan ini mengharapkan agar masyarakat tidak panik karena wabah PMK ini bisa disembuhkan. Kalau nantinya ada indikasi PMK, segera menghubungi petugas yang ada di lapangan atau melaporkan kepada kepala desa untuk berkoordinasi dengan petugas lapangan.
“Insya Allah kalau ini dilakukan dengan telaten dan tidak panik, sapi yang terpapar PMK akan bisa sembuh,” terangnya.
Terkait dengan keluar masuknya sapi dari daerah lain terang Plt Bupati Timbul, hal ini harus diwaspadai karena di Kabupaten Probolinggo ini pintu masuknya banyak dan banyak jalan-jalan tikus yang memungkinkan sapi dari luar daerah masuk.
“Ini perlu pengawasan yang sangat ketat untuk mewaspadai masuknya sapi dari luar yang dikhawatirkan akan membawa virus PMK,” pungkasnya. (drw/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS