MADIUN – Upaya menangkal paham radikalisme dan intoleransi terus digaungkan Banteng-banteng Kota Madiun. Selain melakukan sosialisasi kepada masyarakat, juga melalui ceramah keagamaan.
Seperti dilakukan DPC PDI Perjuangan Kota Madiun pada Selasa (19/4/2022). Memperingati Nuzulul Quran, DPC Kota Madiun menggelar buka puasa bersama dan Tausiyah Kebangsaan dengan menghadirkan penceramah KH Fahmi Amrullah Hadzik, pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang.
Acara ini diikuti pengurus DPC, PAC, Ranting, badan-badan dan sayap-sayap partai, serta sejumlah pengurus PCNU Kota Madiun.
Dalam tausiyahnya, KH. Fahmi Amrullah Hadzik menyampaikan pentingnya menjaga ukhuwah atau persatuan dan kesatuan.
Pasalnya, para penganut paham radikalisme dan intoleransi saat ini sudah semakin terang-terangan dalam menyebarkan ideologinya yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.
Bahkan, sasaran mereka mayoritas adalah generasi muda. Penyebaran aliran-aliran yang berseberangan dengan Pancasila tersebut lazim dilakukan melalui media sosial.
Menurutnya, hal ini harus diwaspadai dan disikapi dengan memberikan pemahaman dan wawasan kepada masyarakat terutama generasi muda agar mereka terhindar dari pengaruh buruk radikalisme dan intoleransi.
“Saat ini, radikalisme dan intoleransi sudah terang-terangan dan pengaruhnya sangat kuat, kita semuanya harus waspada,” tutur KH Fahmi Amrullah Hadzik.
Cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari ini mengapresiasi apa yang dilakukan DPC PDI Perjuangan Kota Madiun dalam membentengi masyarakat khususnya generasi muda dari rongrongan paham radikalisme dan intoleransi.
“Terus kuatkan silaturahmi, agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap utuh dan terjaga serta sebagai benteng dalam menangkal paham atau aliran yang berseberangan dengan Pancasila,” pesannya.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Madiun Anton Kusumo mengaku sengaja menghadirkan penceramah dari Nahdlatul Ulama demi menambah ilmu keagamaan.
Selain itu, sesuai dengan yang disampaikan oleh Bung Karno bahwa negara ini berdiri karena bersatunya kaum nasionalis dengan agamis. “Ini adalah bagian dari sejarah bangsa yang tidak boleh kita lupakan,” tandasnya.
Anton berharap, melalui ajang seperti ini akan semakin menguatkan silaturahmi antara PDI Perjuangan dengan kaum Nahdliyin, khususnya di Kota Madiun.
“Melalui kegiatan ini, DPC PDI Perjuangan berharap hubungan baik dengan kaum Nahdliyin semakin erat, dan juga mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat akan bahaya radikalisme dan intoleransi,” jelas Anton. (ant/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS