MALANG – Sejak menjabat bupati bersama Wabup Didik Gatot Subroto, HM Sanusi menegaskan, bahwa pengentasan stunting menjadi salah satu fokus program dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Malang.
Sanusi menerangkan, saat ini di wilayahnya kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari kehidupan anak, sudah berkurang hingga menyentuh angka kisaran 10,8 persen.
Setahun sebelumnya, angka kasus stunting di kisaran 11,4 persen “Kasus stunting di Kabupaten Malang berkurang signifikan, sekarang tinggal 10,8 persen,” ungkap Sanusi, di Kabupaten Malang, Sabtu (19/3/2022).
Dia mencontohkan di wilayah Kecamatan Pagak yang sebelumnya ditemukan banyak kasus stunting, kini zero kasus, termasuk di wilayah Kecamatan Pakisaji.
“Kalau di wilayah Kecamatan Pujon, dulu ada 4 ribu kasus stunting, sekarang tersisa 400 kasus saja,” ungkap politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Abah Sanusi tersebut.
Dalam kunjungannya tahun lalu di Kabupaten Malang, Presiden Joko Widodo sempat mengonfirmasi kebenaran data bahwa kasus stunting di wilayah Kabupaten Malang telah mengalami penurunan secara drastis.
Hal tersebut, terang Sanusi, tidak lepas dari kerja keras dan inovasi yang telah dijalankan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bersama dengan bidan desa dan kepala puskesmas, sehingga kasus stunting berhasil diturunkan.
“Tahun kemarin utusan Presiden dan Pak Wapres datang melihat apa betul Malang di Kabupaten Malang kasus stunting turun, dan benar itu terjadi,” beber Abah Sanusi.
Namun, dia minta agar semua pihak tidak berpuas diri serta tetap bekerja keras hingga di Kabupaten Malang benar-benar terbebas dari kasus stunting.
Sanusi juga minta kepada Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur agar membantu mengusulkan ke Gubernur Jatim agar ada bantuan makanan tambahan bagi anak stunting di Kabupaten Malang.
“Kalau bisa diprogramkan bantuan makanan tambahan jumlah kasus anak stunting pasti turun,” harapnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS