BANGKALAN – Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Kusnadi, menghadiri acara puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-99 Nahdlatul Ulama (NU), yang digelar di Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan, Kamis (17/2/2022) malam.
Acara yang mengusung tema “Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban” ini pun mendapat apresiasi dari Kusnadi.
“Ini sangat luar biasa. Dari temanya kita bisa melihat, bahwa itu bahasa rakyat kita. Tujuan luhur bangsa ini. Bagaimana agama ini menuntun kita untuk mencapai peradaban yang baik bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata politisi PDI Perjuangan ini usai acara.
Tema yang diusung ini pun menurutnya sangat relevan untuk menyongsong Indonesia Emas pada 2045 mendatang. Sebagai pribadi yang dididik dalam lingkungan NU, Kusnadi menyebut, spirit keimanan dan kemanusiaan yang ada dalam NU selalu digunakannya dalam berkarya, bekerja, dan berbuat sesuatu.
“Seperti sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa, ‘Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan agama hidup akan terarah, dengan ber-NU hidup akan barokah, dan dengan seni hidup menjadi lebih indah,” tandasnya.
Seperti diketahui, tema besar yang diusung dalam Harlah NU ini menjadi spirit untuk menjadikan NU ke depan semakin berperan dalam kancah internasional. ‘Merawat Jagad’ dalam tema kali ini menjadi gambaran dalam mewujudkan NU yang terus berperan global seperti tergambar dalam simbol bola dunia di lambang NU.
Sementara ‘Membangun Peradaban’ memiliki makna mendalam bagaimana NU hadir dalam mewujudkan peradaban yang tinggi di sepanjang zaman. Peradaban ini bukan hanya terkait dengan mengembangkan ilmu pengetahuan semata, namun juga pada pembentukan kualitas pembawa peradaban itu sendiri, yakni manusia.
Adapun alasan dipilihnya Bangkalan, Madura sebagai puncak Harlah adalah untuk menyuplai energi spiritual di tubuh NU dalam membangun peradaban sesuai dengan tema besar Harlah. Bangkalan sendiri merupakan tempat Syekh Kholil Bangkalan, sosok yang sempat dimintai nasihat dan dukungan spiritual oleh Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari sebelum mendirikan NU.
“Bahwa roh dari NU ya di sini. Orang NU harus paham itu. Kami sebagai santri dan mantan santri harus paham. Jadi kenapa NU berdiri, semangat apa NU didirikan, untuk apa NU didirikan, ya harus paham. Dan roh itu ada di sini, di Bangkalan ini, seperti apa yang ada dalam sejarah lahirnya NU,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini.
Turut hadir dalam puncak Harlah NU di Bangkalan ialah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf, Menteri BUMN, Erick Tohir, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.
Kemudian Pengasuh Ponpes Syaichona Cholil Bangkalan, RKH Fakhrillah Ascha, putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim, Anik Maslachah, pengurus PWNU se-Indonesia, hingga PCNU se-Jawa Timur.
Puncak Harlah NU di Madura ini sekaligus mengakhiri rangkaian Harlah versi masehi yang dihelat sejak 31 Januari 2022 di empat provinsi yang berbeda, yaitu Balikpapan di Kalimantan Timur, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Palembang dan Muara Enim di Sumatera Selatan, dan terakhir Bangkalan, Madura di Jawa Timur. (dhani/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS