MALANG – Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menyodorkan wacana inovatif agar sektot florikultura, khususnya budidaya bunga mawar dapat bergeliat. Kota Batu sendiri, saat ini sudah memiliki sentra pertanian bunga mawar berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji.
Salah satu cara yang ditempuh yakni bekerja sama dengan setiap pengelola hotel di Kota Batu untuk memasang satu tangkai mawar di tiap-tiap kamar hotel. Dia meyakini, melalui cara ini akan mampu mendongkrak perekonomian petani mawar.
“Kami berharap, mawar dari petani lokal bisa menjadi hiasan di kamar hotel. Setiap hari minimal satu tangkai per kamar. Program ini hampir mirip dengan program ‘satu tiket satu apel’ yang dijalankan di Taman Rekreasi Selecta beberapa hari lalu,” jelas Dewanti Rumpoko di Kota Batu, Senin (14/2/2022).
Wacana pengembangan pemasaran mawar itu muncul seusai Dewanti berkunjung di objek wisata edukasi petik mawar Rose Asterina di Dusun Pagergunung, Desa Gunungsari. Dalam kesempatan itu, memberi pujian atas kejelian petani bunga di lokasi tersebut dalam membaca peluang pasar.
“Karena itu, akan dipikirkan agar program satu kamar satu tangkai mawar bisa terlaksana. Ini inovasi luar biasa sebagai daerah wisata sekaligus penghasil bunga mawar,” terangnya.
Selain itu, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut juga memberikan apresiasi para petani yang mampu membaca potensi Kota Batu, sebagai kota penghasil bunga mawar, sekaligus Kota Pariwisata. Usaha wisata edukasi ini, dipuji sebagai salah satu inovasi dan upaya untuk peningkatan ekonomi bagi petani.
“Luar biasa, ini adalah salah satu inovasi dan kreativitas para petani untuk bisa meningkatkan perekonomian. Semoga bisa lebih menarik para wisatawan,” puji wali kota yang akrab disapa Bu Dhe tersebut.
Wacana yang dicanangkan oleh Dewanti itu mendapatkan respon positif dari petani Wisata Edukasi Petik Mawar Rose Asterina, salah satunya Nur Aziz, petani sekaligus pengelola wisata edukasi petik mawar.
Dia mengatakan, inovasi Pemkot Batu untuk mencanangkan program satu kamar satu mawar itu bisa membantu petani yang sempat terseok-seok penjualannya karena terkurung dampak pandemi.
“Selama pandemi Covid-19 kami kesulitan memasarkan. Karena bunga mawar biasanya dipesan ketika ada acara-acara besar di hotel seperti pernikahan. Maka kalau program yang dicanangkan itu terealisasi, tentunya menjadi angin segar bagi kami,” paparnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS