MOJOKERTO – Pemkot Mojokerto ikut berpartisipasi menyiagakan ambulans di crisis centre musibah pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Bantuan medis itu dilakukan setelah diketahui ada tiga warga Kota Mojokerto termasuk dalam daftar penumpang pesawat yang berangkat dari Juanda tujuan Singapura tersebut.
Ambulans yang sudah dikirimkan sebanyak tiga unit. Menurut Wali Kota Mojokerto KH Mas’ud Yunus, ambulans itu disiagakan di crisis centre sampai proses evakuasi dihentikan Basarnas.
“Kita siagakan ambulans untuk antisipasi bagi keluarga yang mengalami musibah ini. Barangkali mereka perlu penanganan dan tindakan medis selama menunggu kabar tentang korban,” jelas Mas’ud Yunus, kemarin.
Menurut wali kota dari PDI Perjuangan itu, ambulans berikut tenaga medis disiagakan 24 jam dan baru ditarik jika Basarnas menyatakan seluruh proses evakuasi selesai. ”Semua ubo rampe (kebutuhan) kita yang menanggung,” ujarnya.
Wali kota yang juga Ketua Pengurus Cabang Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Kota Mojokerto itu menambahkan, jika ada pernyataan resmi bahwa korban ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa dan dibutuhkan DNA, pihaknya siap memfasilitasi sepenuhnya. Pemkot juga menyiapkan mobil jenazah jika memang dibutuhkan.
Seperti diketahui, tiga warga Kota Mojokerto termasuk dalam daftar penumpang pesawat AirAsia QZ 8501. Yakni Mulyahadikusuma Ranuwidjojo bersama istri, Lia Sari dan anak semata wayangnya, Angeline Esther Imanuel. Selain ketiganya, ikut juga Andrian Ferdiando, keponakan Lia Sari.
Mulyahadikusuma yang sehari-hari pedagang onderil sepeda motor di Jl Gajahmada 85 C Kota Mojokerto saat menuju Bandara Juanda diantar kedua orangtuanya, Lely Lestiawati dan Ranuwidjono Proboatmodjo. Mereka berencana liburan akhir tahun di Singapura sampai 2 Januari 2015. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS