SURABAYA – Banyak warga Surabaya yang masih bingung ketika ditanya, dimana letak Prasasti Wurare? Namun, jawaban berbeda ketika ditanya dimana letak Patung Joko Dolog ? Mereka pasti akan menjawab secara tepat dimana letak patung tersebut.
Patung Joko Dolog dan Prasasti Wurare sesungguhnya satu kesatuan. Prasasti yang berasal dari kandang Gajah Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto ini memang berada dalam satu perwujudan.
Dibawah tempat duduk patung Joko Dolog yang dianggap sebagai perwujudan Prabu Kertanegara dalam sosok Jina (Budha sempurna) dalam posisi bersila dengan kaki diangkat satu (akshobaya) tersebut terpahat 19 bait Prasasti Wurare.
“Prasasti Wurare menceritakan kisah pembagian Kerajaan Kahuripan menjadi dua yaitu Jenggala dan Panjalu (Kediri) oleh Mpu Baradha dari Watu Tulis,” kata Pengurus Badan Kebudayaan Nasional/BKN PDI Perjuangan Jawa Timur/Jatim Bidang Manuskrip dan Prasasti, Nanang Sutrisno, kepada pawartajatim.com di Surabaya Selasa (2i/9/2021).
Seperti tertulis di berbagai sumber sejarah, Raja Kahuripan, Prabu Airlangga mempunyai satu orang putri, dan dua orang putra. Sebenarnya sang putri yang bernama Dewi Kilisuci yang dipersiapkan menjadi penerus mahkota kerajaan, namun lebih memilih menjadi seorang biksuni atau pertapa dan bertapa di Gua Selomangleng Kediri.
Untuk mencegah perebutan kekuasaan diantara kedua putranya, yaitu Samarawijaya dan Mapanji Garasakan, maka Prabu Airlangga memerintahkan Mpu Baradha untuk membagi dua kerajaannya itu.
“Konon dengan berbekal air suci dalam kendi, pendeta sakti itu terbang ke angkasa dan membagi wilayah dangan menjadikan sungai Porong sebagai batasnya,” jelas alumni Universitas Airlangga ini. Awalnya, kedua saudara ini hidup rukun, namun lama kelamaan terjadi perang saudara, dan dimenangkan oleh Mapanji Garasakan yang berkuasa di Panjalu) Kediri.
Hal ini bisa diketahui dari Prasasti Hantang/ Ngantang, Malang yang tertulis kata Panjalu Jayati. Pada zaman penjajahan Verinegde Ost Campagnie (VOC) Belanda, tepatnya Tahun 1817, oleh Residen Baron AM T Salis, Prasasti Wurare yang awalnya berada di Bejijong, Mojokerto, diangkut dan hendak dibawa ke negeri Belanda.
Namun, entah mengapa, sampai di Surabaya, patung tersebut terasa berat untuk dipindahkan ke kapal, sehingga batal diangkut. “Awalnya patung ini berada dibelakang gedung Negara Grahadi, menghadap ke sungai. Tanda siap dinaikkan ke kapal untuk selanjutnya berlayar ke laut lepas,” tambah pemerhati sejarah kerajaan Nusantara ini.
Setelah gagal diangkut, patung diletakkan di taman yang berada di belakang Grahadi, yang sekarang dikenal sebagai kawasan Patung Gubernur Suryo, Jalan Taman Apsari, Kelurahan Embong Kaliasin , Kecamatan Genteng, bersebelahan dengan kantor Persatuan Wartawan Indonesia/PWI Jatim. Sampai sekarang di malam tertentu, banyak orang yang berziarah di Patung Joko Dolog untuk berbagai tujuan.
“Dari bunga tabur yang ada di patung tersebut, menunjukkan banyaknya peziarah,” tambah Ketua DPD Gema Puan Jatim ini. (nanang)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS