TULUNGAGUNG – Siapa yang tak kenal dengan Marsono. Namanya tak asing lagi bagi komunitas peduli hutan di Kabupaten Tulungagung. Terlebih ia sekarang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Tulungagung.
Di tengah kesibukannya sebagai legislator, Marsono selalu menyempatkan diri terjun langsung bersama masyarakat dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Utamanya, menyediakan bibit-bibit tanaman untuk kegiatan reboisasi.
“Awalnya sekedar hobi dengan benih tanaman, karena rumah saya di pegunungan,” kata Marsono, Senin (7/6/2021).
Namun sejak tahun 2019 hobi itu berkembang menjadi kegiatan sehari-hari. Dan terus menjadi ladang pengabdian dalam penyelamatan lingkungan hidup.
“Apalagi sejak PDI Perjuangan menyelenggarakan Rakernas pada Januari 2020 lau, di mana DPP menginstruksikan agar semua kader memberi contoh dalam penyelamatan hutan dan air atau lingkungan hidup,” paparnya.
Sekarang Bendahara DPC PDI Perjuangan Tulungagung ini sudah berhasil mengajak warga sekitar untuk mengikuti langkahnya. Menanam bibit tanaman untuk kegiatan reboisasi.
Selain juga terus melakukan kerjasama dengan kelompok-kelompok penyelamat lingkungan hidup di seluruh Kabupaten Tulungagung.
“Sejak dilantik sebagai anggota dewan pada 2019 kemarin saya sudah bergabung dalam komunitas-komuninas peduli hutan,” tuturnya.
Marsono yang sejak lahir berdomisili di wilayah pegunungan Kecamatan Sendang ini selanjutnya membeberkan sudah memberikan 170 ribu bibit tanaman pada masyarakat atau kelompok pecinta lingkungan yang membutuhkan. Termasuk kelompok pecinta alam dan mahasiswa yang sedang melakukan KKN.
Bibit tanaman yang diberikan terdiri dari tiga jenis atau kelompok tanaman. Yakni tanaman hutan lindung, tanaman produktif dan tanaman pakan ternak.
“Untuk tanaman hutan lindung seperti beringin dan lainnya. Sedang untuk tanaman roduktif seperti tanaman buah-buahan ada nangka, rambutan dan kopi. Kalau tanaman pakan ternak itu indigofera,” terang dia.
Di kediamannya yang berada di Desa Nyawangan Kecamatan Sendang, saat ini dia masih terus melakukan pembibitan ketiga kelompok tanaman tersebut di lahan seluas setengah hektar. Dia dibantu lima tenaga sukarelawan yang setiap hari melakukan penyemaian dan perawatan bibit.
Beberapa warga sekitar ikut pula berpartisipasi dalam pembibitan tanaman. Mereka ada yang sekedar memberi biji-bijian tanaman bakal bibit dan ada juga yang bahkan menyediakan lahannya sebagai tempat pembibitan.
“Jadi untuk bibit terus tersedia. Sekarang pun masih tersedia puluhan ribu bibit,” ungkap Marsono.
Dia mengaku bahagia dengan upaya penyelamatan lingkungan hidup yang intens selama dua tahun ini dilakukannya. Terlebih baru-baru ini ada tawaran kerjasama dari perusahaan produk susu ternama di Indonesia untuk penyediaan bibit dalam program penanaman satu juta pohon.
“Musim tanam ini kerja samanya. Programnya penguatan pakan ternak sepanjang pulau Jawa,” tuturnya.
Marsono mengaku tidak akan kesulitan dalam penyediaan bibit untuk penguatan pakan ternak itu. Ia sudah punya ribuan bibit indigofera yang terbukti berkualitas tinggi sebagai pakan ternak, termasuk sebagai pakan ternak sapi perah.
“Kebetulan daerah Kecamatan Sendang dan kecamatan tetangga yakni Kecamatan Pegerwojo adalah mayoritas perternak sapi perah. Dan perusahaan produk susu itu juga mengapresiasi pakan ternak dari indigofera,” tutup Marsono. (atu/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS