SIDOARJO – Ada kearifan lokal yang coba diangkat dan dijaga kelestariannya oleh kader-kader Banteng Sidoarjo. Yakni tetarian yang menggambarkan aktifitas keseharian penduduknya yang berprofesi sebagai petambak.
Adalah Tari Kupang, salah satu tetarian tradisional tersebut, yang ditampilkan ke publik, saat DPC PDI Perjuangan Sidoarjo menggelar Musyawarah Anak Cabang (Musancab) serentak beberapa hari lalu.
Dengan letak geografis berbatasan dengan Selat Madura, memang banyak penduduk Kabupaten Sidoarjo yang berprofesi sebagai petambak.
Secara filosofis, tari kupang terinspirasi dari seorang istri nelayan yang membantu suaminya di sungai dekat laut, mencari binatang kupang (semacam kerang kecil), membersihkan, kemudian memasaknya.
“Tarian ini memang terinspirasi dari rutinitas masyarakat pesisir yang sebagian besar berprofesi sebagai petambak bandeng, udang, dan kupang,” jelas Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sidoarjo Sumi Harsono saat di kantor DPC kepada reporter media ini, Senin (31/5/2021).
Dari rutinitas sehari-hari inilah, sebut Sumi, kemudian muncul inspirasi berupa tari-tarian. Seni gerak indah ini pun jadi sarana hiburan bagi masyarakat sekitar, di tengah kesibukan dalam menjalani kesehariannya.
“Kupang itu salah satu budidaya yang menjadi pundi-pundi masyarakat di Sidoarjo, selain bandeng, serta udang,” terang Sumi.
Gerakan tarian ini menggambarkan seorang istri nelayan sedang mencari kupang. Di tangan setiap penari ada bakul kecil yang dihiasi pita emas.
Tarian ini dimulai dengan gerakan menyelam, lalu menggoyang-goyangkan bakul yang seolah berhasil menjaring banyak kupang.
Salah satu penari Tari Kupang, Mega, mengatakan dalam kondisi sebelum pandemi, seharusnya tarian ini dilakukan banyak penari.
Namun karena kondisi pandemi dan masih harus memperhatikan protokol kesehatan, maka jumlah penari yang terlibat dibatasi.
“Sebetulnya tari kupang ini bisa dilakukan banyak penari. Bisa lima, bisa sepuluh penari, bahkan lebih. Tapi karena masih pandemi, saat ini kami lakukan berdua,” ungkapnya, sambil berharap pandemi segera berlalu agar tarian ini bisa menampilkan lebih banyak penari. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS