PAMEKASAN – Hampir satu jam saya menggeber motor dengan kecepatan 40 km/jam untuk sampai di Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan. Tidak sulit untuk menemukan Desa Branta Pesisir. Jika dari arah Sumenep, setelah gerbang “Selamat Jalan” dan jembatan Tlanakan, ada jalan masuk di sebelah kiri. Jika dari arah Surabaya, sebelum jembatan Tlanakan, jalan ke arah Desa Branta Pesisir berada di sebelah kanan.
Tapi karena perkampungan Desa Branta Pesisir yang padat, membuat saya mesti menunggu jemputan tuan rumah, Zahiruddin S. Sos, di dekat jembatan. Rumah Zahiruddin berada tepat di jantung padatnya perkampungan Desa Branta Pesisir. Deretan rumah yang berdempet dengan gang-gang kecil, memaksa saya untuk menahan laju motor.
Di rumahnya, Zahir -begitu panggilan akrabnya, langsung mengeluarkan suguhan andalannya, peyek renyah “Milza.” Sudah hampir satu tahun, Zahir bergelut dengan tepung terigu. Peyek olahan Zahir memang menarik selera masyarakat Branta Pesisir dan sekitarnya.
“Hari Raya kemarin, kami sempat kewalahan. Tetangga pada memesan untuk suguhan Hari Raya. Plus pesanan dari luar Pamekasan,” ujar Zahir, Sabtu (29/5/2021).
Pengurus Cabang Majelis Rijalul Ansor Pamekasan itu menuturkan, ide usaha peyek itu pertama-tama karena pangsa pasar. Menurutnya, di Desa Branta Pesisir belum ada orang yang mau menekuni usaha peyek. Padahal, jelas Zahir, permintaan peyek setiap hari lumayan banyak.
“Saya lihat di sini belum ada orang jualan peyek. Saya dan istri berinisiatif untuk menjual peyek. Alhamdulillah, dari sekadar jualan di gang rumah, sekarang sudah bisa melayani pesanan untuk oleh-oleh ke luar kota,” ujar lulusan Pondok Pesantren Mathali’ul Anwar Sumenep itu.
BACA JUGA: Kripik Mangrove “Mina Selatan”, Oleh-oleh Wisata Khas Banyuwangi
Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya itu juga menekankan pentingnya memanfaatkan media sosial dalam mengembangkan usahanya. Menurutnya, media sosial menjadi sarana utama dalam memasarkan peyeknya.
“Kita harus terbiasa memanfaatkan media sosial sebaik-baiknya. Peyek saya, saya pasarkan melalui instagram, whatsapp, facebook. Alhamdulillah, akhirnya banyak yang tahu. Banyak yang pesan,” urai Zahir.
Pengajar Madin Al-Amin itu juga membeberkan, pembuatan peyek cukup sederhana. Bahan-bahannya terdiri atas tepung beras, telur, daun jeruk, bawang daun, kacang, dan penyedap rasa. Meski sederhana, Zahir berusaha menjaga kualitas peyeknya.
“Hari ini orang ingin memakan yang enak dan higienis. Kualitas peyek saya jaga betul. Dalam bisnis kuliner itu kata kuncinya rasa. Kita harus menjaga rasa makanan produk kita sebaik-baiknya. Sekali rasa berubah, maka minat pelanggan pun berubah,” tegas Zahir sambil mempersilakan saya untuk mencicipi peyeknya.
Kriyess. Peyek Zahir memang renyah dan gurih. Teksturnya yang kering, memberikan sensasi tersendiri ketika menggigitnya. Selain itu, racikan rempah-rempahnya sangat pas di lidah. Sekali menggigit, lidah seperti tidak mau berhenti. Untuk mendapatkan rempek peyek cukup mudah. Bisa via whatsapp: 081931619564 atau instagram Milzazahir, atau facebook: Zahiruddin. (set).
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS