SUMENEP – Pada acara malam Nisfu Sya’ban kemarin, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi memilih sholat Maghrib berjamaah sekaligus doa bersama di salah satu langgar (mushola) di wilayah Kecamatan Lenteng.
Bupati Fauzi mengatakan, bahwa kegiatan itu sebagai bagian dari bentuk keberpihakannya pada guru ngaji agar tetap menjadi garda terdepan dalam memberikan ‘asupan gizi’ keagamaan bagi masyarakat, khususnya generasi muda di Sumenep.
“Saya berdoa, semoga guru-guru ngaji di Kabupaten Sumenep ini selalu diberi kesehatan agar bisa terus mengajar anak-anak mengaji,” kata Bupati Fauzi, sebagaimana keterangan yang diterima media ini, Senin (27/3/2021).
Bupati Fauzi juga kembali menyampaikan keinginannya untuk melihat anak-anak di Sumenep berbondong-bondong ke masjid atau musala setiap menjelang maghrib untuk mengaji.
“Untuk mewujudkan keinginan itu tentu butuh kerja sama dari semua pihak. Termasuk para orang tua, harus ikut memiliki kesadaran untuk selalu mendorong anak-anaknya agar senang mengaji,” jelasnya.
Bupati yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep ini menegaskan, salah satu cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak-anaknya mau mengaji adalah dengan tidak memberi izin jika akan ‘keluyuran’ menjelang Maghrib.
“Kepada bapak-bapak atau ibu-ibu, saya berharap kalau anaknya izin keluar rumah menjelang Maghrib, jangan diizinkan. Lebih baik disuruh pergi ke masjid atau mushola terdekat untuk mengaji,” beber Fauzi.
Selain itu, suami Nia Kurnia ini juga berharap kepada para orang tua agar ketika menjelang Maghrib, anak-anak tidak dibiarkan tetap nonton TV atau main HP.
“Khawatir lupa untuk mengaji, kalau sudah asyik main HP atau nonton TV. Jadi para orang tua ini harus bisa melarang anak pegang HP atau nonton TV jelang Maghrib. Ini semua demi kebaikan generasi kita ke depan,” pungkasnya.
Usai sholat dan doa bersama, Bupati Sumenep memberikan sound portable, sebagai sarana pendukung kegiatan di mushola tersebut. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS