JAKARTA – Jelang Hari Ibu 22 Desember 2020, PDI Perjuangan bicara soal peran perempuan di tengah pandemi Covid-19, yang digelar dalam webinar bertema ‘Perempuan Jalan Peradaban Indonesia’.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan semua pihak bisa melihat pentingnya peran kaum perempuan. Dia mencontohkan saat lockdown di rumah akibat pandemi Covid-19, para ibu sekaligus hadir sebagai pendidik anak-anaknya.
“Bagaimana perempuan hadir untuk mencukupi kebutuhan gizi bagi keluarganya. Di tengah Covid, peran ibu penting. Bung Karno menegaskan, kaum perempuan adalah yang mula-mula induknya kultur. Perempuan lah yang membangun kultur yang utama dan bukan laki-laki,” kata Hasto yang membuka webinar, Senin (21/12/2020).
Partainya selalu memberikan ruang yang besar bagi kaum perempuan. Ini bukan karena faktor elektoral semata, tapi sebagaimana visi dari Bung Karno dan pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terhadap kepeloporan perempuan.
“Kami berharap pesan Ibu Megawati Soekarnoputri dapat kita jalankan. Persoalan emansipasi perempuan bagian dari emansipasi bangsa. Artinya, keterlibatan dan kesadaran diri dari kaum perempuan untuk bersama kaum laki-laki, untuk mewujudkan Indonesia Merdeka,” jelas Hasto.
Sementara, sebagai keynote speaker, Ketua DPR RI Puan Maharani mengutip pernyataan Bung Karno soal peran perempuan.
“Seperti Bung Karno sampaikan, perempuan adalah salah satu dari dua sayap seekor burung. maka jelas diperlukan peran aktif perempuan yang menyeluruh dan berkelanjutan,” kata Puan.
Karena itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, Ketua DPP PDI Perjuangan ini melihat peran perempuan sangat berarti. Sehingga, bisa membawa Indonesia bangkit dari pandemi.
Sementara, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Bintang Puspayoga, yang hadir sebagai narasumber mendorong perjuangan perempuan memerangi Covid-19. Yakni memastikan keluarga dan lingkungan sekitar tetap aman dengan protokol kesehatan.
Wali Kota Tri Rismaharini di webinar tersebut menceritakan bagaimana peran perempuan cukup besar di Kota Surabaya. Misalnya, kader kesehatan dimana 98 persennya adalah perempuan yang mengingatkan waktunya imunisasi anak dan pemeriksaan lansia gratis.
Ada juga kader Ibu Pemantau Jentik yang jumlahnya sampai 237 ribu sehingga wabah DBD jangan sampai terjadi di kota itu.
“Kami juga mempunya kampung pendidikan. Jadi kampung pendidikan ini sebetulnya judulnya bidikan, kami memantau anak anak harus bisa sekolah. Awalnya begitu. Kemudian bergerak menjadi kampunge Arek Suroboyo,” beber Risma.
“Jika ada yang main-main di jalan saat waktunya belajar. Itu yang piket mengingatkan tak boleh keluyuran saat jam belajar. Ada kreasi seperti latihan menari, beladiri dan sebagainya. Jadi di kampung itu digerakkan setiap anak punya prestasi,” lanjut dia.
Ketua bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu menambahkan, Partainya konsisten mendorong partisipasi politik perempuan. Di antaranya dalam kontestasi Pilkada 2020, total 28 orang perempuan terpilih menjadi kepala/wakil kepala daerah.
“Dalam hal ini, PDI Perjuangan memang benar-benar menyiapkan pemimpin untuk rakyat, dengan melibatkan perempuan dalam politik karena PDI Perjuangan hendak menghadirkan politik keseharian, bukan wajah politik yang berorientasi pada kekuasaan dengan menghalalkan segala cara,” kata Sri Rahayu. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS