JAKARTA – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan, pasangan Jokowi-Ma’ruf punya keistimewaan yang tidak dimiliki pasangan calon (paslon) lain.
Sebab, sebut Hasto, pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin lahir dari kekuatan rahim rakyat Indonesia.
Menurut Hasto, Jokowi model pemimpin yang lahir dari kalangan rakyat biasa. Sementara Kiai Ma’ruf sangat kental dengan tradisi ulama yang begitu dekat dengan umatnya.
“Melalui sosok paslon 01 ini rakyat bisa merasakan pentingnya kesetaraan antara pemimpin dan rakyatnya,” kata Hasto, Selasa (16/10/2018).
Sosok Jokowi-Ma’ruf dianggap menjadi antitesa dari sosok Prabowo-Sandi. Hasto menggambarkan, meski Sandi mencoba hadir dengan ‘emak-emak’ di pasar, namun ‘gap kesetaraan’ begitu kental.
Dengan kata lain, Sandi sosok pengusaha yang kaya raya. Hal yang sama juga pada sosok Prabowo yang secara preferensi hadir dari orang orangtua maupun mertuanya.
Dari aspek legitimasi kepemimpinan, Jokowi-Ma’ruf telah berproses panjang dari bawah.
Menurut Hasto, sebelum menjadi orang nomor satu di Indonesia, Jokowi memulai sebagai pemimpin rakyat sebagai wali kota kemudian menjadi gubernur yang seluruhnya dilalui dengan prestasi.
Hasto mengatakan, pengalaman hidup Jokowi inilah yang menginspirasi ratusan juta masyarakat Indonesia.
“Mereka menjadi percaya, bahwa dari kalangan mereka bisa lahir seorang pemimpin, meski ia lahir dari kalangan biasa. Melalui Pak Jokowi mereka bisa bermimpi bahwa pemimpin bisa lahir dari kalangan mereka sendiri. Inilah alasan fundamental yang hidup di batin rakyat bahwa Jokowi adalah kita,” tuturnya.
Menurut Hasto, suasana kebatinan bahwa Jokowi-Ma’ruf adalah kita itulah yang menjadi alasan mengapa kekuatan kapital Prabowo-Sandi yang mencapai triliunan dan model kampanye kebarat-baratan hasil jiplakan ‘Make Indonesia Great Again’ tidak begitu laku di pasaran.
“Terbukti kepemimpinan Pak Jokowi dan Kiai Maruf yang orisinal menjadi role model kepemimpinan rakyat kebanyakan, tanpa modal kapital berlebihan,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS