BATAM – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan lebih serius terhadap pengembangan industri animasi dan ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia.
Hal ini disampaikan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI tersebut usai kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Infinite Studios yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa, Batam, Kepulauan Riau.
Dalam kunjungan tersebut, Komisi VII menilai Infinite Studios sebagai contoh keberhasilan industri kreatif nasional yang mampu menembus pasar global. Studio ini dikenal memproduksi ribuan karya berskala internasional dan menjadi mitra bagi berbagai perusahaan luar negeri, sekaligus menyerap lebih dari 2.500 tenaga kerja yang tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia.
“Saya mengapresiasi sekali anak-anak muda keren yang mengisi KEK Batam menjadi sangat produktif dan menginspirasi banyak anak muda lain di Indonesia,” ujar Novita Hardini, dalam keterangannya, Minggu (12/10/2025).
Menurut Novita, sejumlah karya populer dunia seperti Cocomelon, Unicorn Academy, Barbie, Komang, dan masih banyak lagi ternyata merupakan hasil karya anak bangsa Indonesia yang berkontribusi di industri kreatif global melalui Infinite Studios.
“Cocomelon, Unicorn Academy, Barbie, Komang dan masih banyak lagi karya ekonomi kreatif skala global yang selalu kita nikmati adalah karya anak bangsa kita. Yes, anak bangsa Indonesia!” tegasnya dengan bangga.
Dia menilai, industri perfilman—baik animasi maupun non-animasi—memiliki potensi besar dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia. Namun tantangan utamanya adalah tingginya biaya produksi di dalam negeri.
“Kalau syuting di daerah, cost operasionalnya sangat mahal. Banyak pelaku industri kreatif yang mengeluhkan bahwa syuting di luar negeri justru lebih murah. Di Singapura, Malaysia, dan Thailand saja, sekitar 40 persen biaya produksi ditopang bantuan pemerintah,” jelasnya.
Kondisi tersebut membuat beberapa mitra internasional Infinite Studios lebih memilih menempatkan proyeknya di negara-negara tetangga karena dukungan insentif dan infrastruktur yang lebih baik.
“Ini yang saya advokasi kepada pemerintah. Tolong kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif hadir memberikan subsidi dan dukungan nyata untuk membangun semangat para pelaku industri kreatif di Indonesia,” anggota DPR RI dari Dapil VII Jawa Timur (Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan, dan Ngawi) itu.
Dia menambahkan, peningkatan ekonomi nasional dari sektor ekraf tidak bisa diabaikan, karena sektor ini menjadi ruang ekspresi sekaligus lapangan kerja bagi generasi muda kreatif Indonesia.
“Peningkatan ekonomi nasional di sektor ekraf tentu tidak bisa dikesampingkan. Terlebih ini adalah ruang bagi anak-anak muda kreatif mengeksplorasi bakat dan keahliannya,” ujar Novita.
Dia juga menekankan pentingnya postur anggaran yang berpihak pada pertumbuhan ekonomi kreatif agar Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
“Postur anggaran yang berpihak pada pertumbuhan ekonomi, khususnya ekonomi kreatif, menjadi sangat penting dipahami oleh pemerintah jika mau Indonesia menjadi negara maju,” tutupnya. (aris/pr)