NGAWI – Keinginan warga Desa Kerjo dan Sidolaju (JoJu, akronim dua desa tersebut) Kecamatan Widodaren untuk memiliki jembatan segera terealisasi.
Tonggak pembangunan ditandai dengan tasyakuran dan doa bersama di pinggiran sungai Bengawan Solo yang membelah dua desa itu.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, bersama masyarakat desa setempat menggelar tasyakuran dan doa bersama menjelang pembangunan jembatan JoJu.
Kenduri disambung doa bersama menjadi penanda proyek jembatan itu akan segera dilakukan. Pada kesempatan itu, Bupati Ony juga mencangkul tanah, sebagai tetenger dua desa yang terpisah Bengawan akan segera tersambung.
Bupati Ony mengatakan, kenduri dan doa bersama dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas terealisasinya jembatan JoJu.
Jembatan JoJu itu menjadi impian warga desa sejak puluhan tahun lamanya. Selama ini, para warga harus menyeberangi sungai dengan sampan apabila ingin bepergian. Jika arus deras, warga harus rela memutar jalan dengan jarak yang lumayan.
“Nanti masyarakat Sidolaju tidak perlu lagi memutar jalan yang cukup jauh,” kata Bupati Ony, Minggu (12/5/2024).
Bupati Kader PDI Perjuangan itu berharap, setelah jembatan JoJu rampung pembangunannya, tidak hanya berdampak pada mobilitas masyarakat. Akan tetapi juga membawa manfaat dibidang ekonomi.
Khususnya di bidang ekonomi pertanian. Dimana masyarakat setempat memiliki mata pencaharian dibidang pertanian pangan.
“Dan mobilitas ekonomi, seperti angkutan pertanian tanaman pangan misalnya jagung, kacang, dan lainnya bisa semakin cepat,” terang Bupati Ony.
Informasi yang dihimpun, jembatan JoJu memiliki spesifikasi lebar 3-4 meter. Sementara untuk panjang jembatan mencapai 120 meter.
Pembangunan direncanakan akan berlangsung mulai bulan Mei ini sampai dengan Desember 2024 mendatang. (amd/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS