JAKARTA – Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto menegaskan, program-program yang ditawarkan pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD secara konkret memiliki keberpihakan kepada wong cilik, lansia, dan kalangan disabilitas.
Hasto mengatakan, komitmen tentang keberpihakan kepada kaum lansia dan disabilitas itu digaungkan bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2023, karena penuh dengan nilai-nilai perjuangan, nilai kemanusiaan, kepeloporan perempuan Indonesia dari kasih seorang ibu.
“Maka hari ini kita adakan kegiatan untuk kaum disabilitas, dimana Pak Ganjar – Prof Mahfud memang memiliki suatu kebijakan konkret melakukan pemberdayaan rakyat, wong cilik, lansia, khususnya kaum disabilitas,” ujar Hasto.
Hal itu dia sampaikan di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo, Jalan Diponegoro 72, Jakarta Pusat, Sabtu (23/12/2023). Hasto saat itu menghadiri acara “Jalan Sehat Bersama Disabilitas dan Perempuan Indonesia Pilih Ganjar (PIJAR) Piknik Bersepeda Gowes Heritage”.
Keberpihakan kepada kalangan lansia dan difabel itu, jelas Sekjen DPP PDI Perjuangan tersebut, akan diwujudkan dengan fasilitas yang mendukung tercapainya kesetaraan dalam pelayanan publik.
“Lansia dan disabilitas agar diperlakukan sama, dari desain tata kotanya, desain infrastrukturnya, desain kantor, semua harus memberi ruang kesetaraan agar kaum disabilitas bisa berprestasi bagi Indonesia raya kita,” jelas Hasto.
Dia juga menyebut banyak kalangan disabilitas yang mampu mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah global dengan prestasinya. Salah satunya Maria Goretti yang menjadi juara dalam lomba balap kursi roda.
“Tadi ada Maria Goretti, ternyata mampu menjadi atlet berprestasi mengibarkan sang saka merah putih karena prestasinya. Ini harus kita dorong sebagai semangat pergerakan yang terus digelorakan oleh Ganjar-Mahfud,” paparnya.
Sedang Siti Atikoh Suprianti, Istri Ganjar Pranowo di acara tersebut menyatakan, pemerintahan ke depan perlu mempermudah kaum disabilitas mengakses pendidikan penting. Dia menyebut pemerintah perlu memperhatikan sisi pendidikan yang terukur agar potensi kaum disabilitas bisa maksimal.
“Jadi, aksesibilitas mereka terhadap pendidikan sangat penting, kemudian pendidikannya beda dengan yang lain, ini inklusif. Nah, nanti disesuaikan, mereka itu sasaran kemana, potensinya apa, dan perlu mendapat spesialnya dari apa, apakah musik, atau intelegensi, atau yang lain,” kata Atikoh.
Dia menambahkan, pendidikan membuat sumber daya manusia (SDM) kaum disabilitas menguat. Setelah itu, pemerintah perlu menyediakan lapangan kerja luas agar bisa diisi kaum disabilitas
“Jadi, kalau sudah disiapkan SDM, baru menyalurkan mereka ini berwirausaha atau bekerja ke orang,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS