SURABAYA – Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDI Perjuangan Surabaya Anas Karno mengapresiasi hasil karya anak muda Surabaya, Ahmad Mustawan Firdausi alias Awan, yang punya keahlian membuat wayang.
Apresiasi itu dia sampaikan, setelah menerima tokoh wayang Brontoseno hasil bikinan Awan, seniman muda yang masih pelajar SMK tersebut.
Wayang Brontoseno itu diserahkan Awan kepada Anas Karno usai acara nonton bareng (nobar) perdana debat capres 2024, di Posko Pemenangan Ganjar-Mahfud di Kampung Panjang Jiwo, Surabaya, Selasa malam lalu.
Menurut Awan, Capres Ganjar Pranowo diibaratkan sosok Brontoseno dalam pewayangan.
Salah satu tokoh Pandawa yang juga disebut Werkudoro dan Bima ini adalah sosok yang gagah berani, ksatria, patuh pada gurunya, sopan santun, serta memiliki adab dan budi pekerti yang baik.
“Saya hadiahkan untuk Pak Anas Karno. Wayang Brontoseno ini saya ibaratkan mirip Pak Ganjar dan Pak Mahfud. Tegas dan santun,” jelas Awan, saat menyerahkan hadiah wayang buatannya kepada Anas Karno.
Anas Karno mengapresiasi, karena tidak banyak remaja yang memiliki keahlian membuat wayang seperti Awan. Dia menyebut sosok Awan merupakan bukti bahwa masih ada anak muda yang merawat dan melestarikan kearifan budaya tradisional.

“Pelestari budaya sekaligus pelaku industri kreatif. Harus terus ditingkatkan dan harus disupport bersama-sama,” kata Anas yang juga Wakil ketua Komisi B DPRD Surabaya, Kamis (14/12/2023).
Caleg PDI Perjuangan untuk DPRD Surabaya Dapil 3 nomor urut 3 ini berharap yang dilakukan Awan, menjadi inspirasi remaja di Surabaya.
Diharapkan pula makin banyak anak muda yang peduli budaya tradisional, sekaligus menjadi penggerak ekonomi khususnya di keluarganya.
Sementara itu, Awan berharap pemimpin bangsa dan wakil rakyat nanti selalu menjaga amanah dan membela kepentingan masyarakat dan selalu bersikap santun.
Dia mengaku punya keahlian membuat wayang karena punya darah perajin wayang dari sang kakek. Khusus wayang Brontoseno itu dibuatnya selama sebulan. Dengan alat tatah manual, Awan berhasil membuat karya seni terbaik berupa wayang.
“Saya membuat wayang sejak kelas 6 SD sampai sekarang di SMK. Saya belajar otodidak dari YouTube. Mungkin juga ini warisan kakek saya yang juga membuat wayang,” ungkap Awan yang sudah banyak menghasilkan karya wayang.
Selain untuk koleksi juga dijual, dia juga memanfaatkan pasar digital untuk menjual hasil karya otentiknya. Bahkan sudah laku hingga luar kota hingga luar pulau. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS