MADIUN – Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur Diana Amaliyah Verawatiningsih memantau pelaksanaan seleksi kompetensi dasar calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Asrama Haji Kota Madiun, Selasa (14/11/2023).
Dalam pemantauan, komisi A yang membidangi kepegawaian itu menyoroti sejumlah hal dalam pelaksanaan seleksi berbasis computer assisted test (CAT) tersebut.
Politisi PDI Perjuangan ini menilai, penerapan sistem CAT mampu mengurangi stigma negatif pelaksanaan rekrutmen aparatur sipil negara (ASN).

Dulunya, jelas perempuan yang juga pegiat literasi dan medsos tersebut, penjaringan calon abdi negara identik dengan praktik nepotisme.
“Penerapan CAT dalam seleksi PPPK ini bisa mengurangi nepotisme yang dulu menjadi momok,” ujar Diana Sasa, panggilan akrab Diana Amaliyah Verawatiningsih.
“Ini adalah progres yang bagus dan yang diterima akan menempati posisi tepat sesuai kemampuan. The right man in the right place,” sambungnya.
Saat ditanya tentang pelaksanaan SKD PPPK di Asrama Haji Kota Madiun, menurutnya masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Salah satunya, tentang ketersediaan ruang bagi peserta saat menunggu jadwal tes berlangsung.

“Cuaca cukup panas. Tadi, semua peserta kipas-kipas. Mestinya ada ruang khusus yang ber-AC agar kondisi fisik peserta terjaga,” ungkap Sasa.
Belum lagi bagi peserta yang sedang hamil dan sakit. Menurutnya, cuaca panas yang tengah berlangsung dapat mengganggu stamina mereka.
“Ini akan kita evaluasi bersama BKD (Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jatim) sebagai mitra kami,” katanya. (ant/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS