Selasa
26 November 2024 | 1 : 48

1 Suro, Warga Dongko Trenggalek Gelar Upacara Adat Ngetung Batih

pdip-jatim-240708-ngetung-batih-1

TRENGGALEK – Rayakan tahun baru hijriah atau bulan Suro, warga Dongko, Trenggalek menggelar upacara adat Ngetung Batih atau menghitung keluarga, Minggu (7/7/2024).

Tradisi yang telah dilakukan turun-temurun ini diawali dengan kirab takir plontang dan aneka sesaji dari ruas jalan utama kecamatan menuju lapangan Blimbing, Kecamatan Dongko.

Takir plontang dan aneka sesaji tersebut kemudian diserahkan ke pemimpin kecamatan untuk dilakukan doa bersama dipimpin tokoh adat setempat.

Salah satu momen yang ditunggu adalah rebutan takir plontang, masyarakat yang hadir di lokasi adu cepat untuk mendapatkan aneka sajian tersebut.

Tak hanya itu, sejumlah ayam hidup yang dilepas oleh para pejabat dan tokoh menjadi rebutan masyarakat.

Dilansir dari detikjatim, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan tradisi Ngetung Batih saat ini juga menjadi ajang berbagi.

Karena setelah upacara berlangsung dilakukan pembagian takir dan ayam kepada masyarakat.

“Upacara adat Ngetung Batih telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda, sehingga perlu kita lestarikan,” beber Mas Ipin, sapaan akrabnya.

Pihaknya berharap dalam menapaki tahun baru hijriah mendatang masyarakat di Kecamatan Dongko maupun Trenggalek diberikan keberkahan dan dijauhkan dari marabahaya.

“Semoga Allah memberikan Rahmat kepada kita semua. Semoga di Dongko maupun Trenggalek pada umumnya tidak ada bencana,” ucapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek Sunyoto, mengatakan upacara adat Ngetung Batih di Kecamatan Dongko digelar setiap menjelang pergantian tahun baru Hijriah.

“Ngetung Batih itu adalah menghitung anggota keluarga. Maknanya apa, pada malam pergantian tahun orang itu introspeksi apa yang telah dilakukan sebelumnya, sekaligus bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa,” kata Sunyoto.

Menurutnya, dalam upacara adat ini, sekaligus menjadi momentum untuk memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tahun berikutnya diberikan keberkahan, keselamatan dan dijauhkan dari marabahaya.

“Jadi maknanya syukur dan permohonan. Syukur atas yang dicapai tahun ini dan permohonan untuk tahun berikutnya,” ujarnya. (putera/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Meski Tak Dianggarkan, Bupati Mas Ipin Pastikan Makan Siang Bergizi Tetap Jalan

TRENGGALEK – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin memastikan program makan siang bergizi akan dijalankan di ...
KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...