Kamis
11 Desember 2025 | 4 : 02

Jokowi Beberkan Penyebab Ekonomi Melemah dan Rupiah Loyo

Rupiah-Dolar

Rupiah-DolarBOGOR – Presiden Joko Widodo tengah menghadapi persoalan ekonomi yang kompleks. Pertumbuhan ekonomi yang melambat dan rupiah terus loyo hadapi dolar Amerika.

Indikator perlambatan ekonomi terlihat pada semester I 2015 sebesar 4,9 persen. Angka ini tentu lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi pada semester yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,1 persen.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar juga sama. Pada Senin (24/8) kemarin menembus angka Rp 14.000 per dolar.

Jokowi menegaskan, perlambatan ekonomi karena ada beberapa faktor. Terutama faktor global.

“Perlu kita ketahui bersama bahwa ada perlambatan ekonomi yang kita alami, tetapi tak hanya negara kita yang mengalami. Negara lain mengalami yang lebih berat dibanding kita,” kata Jokowi di Istana Bogor, kemarin.

Jokowi menyampaikan hal itu di depan seluruh gubernur, Kepala Kepolisian Daerah dan Kepala Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia di Istana Bogor. Jokowi ingin menyamakan persepsi guna mengantisipasi perlambatan ekonomi yang terjadi di Tanah Air.

Jokowi menjelaskan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perlambatan ekonomi di Indonesia dan negara-negara lain. Di antaranya karena krisis di Yunani, kenaikan suku bunga, depresiasi Yuan, ramainya Korea Selatan-Korea Utara dan lain sebagainya.

“Hal-hal tersebut perlu diantisipasi bersama, semuanya harus mempunyai pemikiran yang sama dan garis yang sama apa yang harus kita lakukan. Jangan sampai kita sudah berikan garis, masih ada di luar garis,” tegas Jokowi.

“Pertama, yang paling penting tujuan kita berbangsa dan bernegara yakni masyarakat adil dan makmur. Bisa kita capai kalau kita ekonomi yang baik dan ditopang oleh banyak hal. Oleh APBN, oleh APBD, BUMN, dan investasi swasta artinya kalau belanja APBN, APBD, BUMN swasta nasional dan asing bergerak itu yang akan beri pertumbuhan ekonomi,” tutur Jokowi.

Serapan anggaran

Untuk mengantisipasi agar ekonomi Indonesia tak terus melambat, salah satunya adalah menggenjot pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Jokowi ingin penyerapan anggaran digenjot. Per Agustus 2015 ini penyerapan baru sampai 20 persen.

“Pertama, soal APBN, perlu saya sampaikan bahwa APBN kita, serapan anggaran baru 20 persen. Oleh karena itu sudah akhir Agustus, belanja modalnya baru 20 persen,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, belanja modal ini memegang peran penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi juga diyakini dapat menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. (merdeka)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KABAR CABANG

DPC Tulungagung: MBG Perjuangan Fokus Pada Gotong Royong, Bukan Top Down

TULUNGAGUNG – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung menekankan, MBG Perjuangan fokus ...
KRONIK

Petani Cabai Rawit di Ngawi Jual Rp 30.000/Kg, Harga di Pasaran Capai Rp 100.000/Kg, Ada Apa Ini?

NGAWI – Harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru di Kabupaten Ngawi terus merangkak naik. Cabai rawit ...
LEGISLATIF

Reses, Hendrad Serap Aspirasi Rakyat di Desa Petungrejo

MAGETAN – Anggota DPRD Magetan, Hendrad Subiyakto menggelar pertemuan dengan konstituen untuk menyerap aspirasi. ...
KABAR CABANG

Ingin Tahu Lebih Banyak Tentang PDI Perjuangan Kota Surabaya? Buka Platform Web Ini

SURABAYA – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya resmi melakukan transformasi digital dengan ...
KABAR CABANG

Dapur Umum PDIP Kota Blitar Sajikan 250 Porsi Makanan, Sudarwati: Semua Digarap Gotong Royong

BLITAR – Program Dapur Umum dan Makan Gratis yang digelar DPC PDI Perjuangan Kota Blitar pada Rabu, (10/12/2025) ...
SEMENTARA ITU...

Dipastikan Layak, Mas Dhito Berharap 2027 Bandara Dhoho Kediri Jadi Embarkasi Haji

KEDIRI – Kementerian Haji dan Umroh Republik Indonesia menilai Bandara Internasional Dhoho Kediri telah layak dan ...