MAGETAN – Ketua Komisi D DPRD Magetan Suyono Wiling minta Pemkab setempat lebih serius memperhatikan para pengrajin anyaman bambu dan kulit di Desa Sidorejo, Kecamatan Sidorejo.
Menurut Wiling ada beberapa kendala yang dihadapi para pengrajin anyaman bambu dan kulit di desa Sidorejo. Selain produknya belum dikenal luas, juga kurangnya pelatihan dan permodalan bagi para pengrajin yang jumlahnya mencapai ratusan.
Bentuk perhatian itu, sebutnya, bisa lewat program pemberdayaan UMKM. “Harus ada perhatian khusus dari Pemkab Magetan,” kata Suyono Wiling, Selasa (16/3/2021).
Dia menambahkan, soal pemasaran juga menjadi perhatian khusus. Saat ini para penganyam bambu tersebut hanya dapat melayani kebutuhan lokal Magetan dengan harga rendah, sehingga akan berpengaruh pada penghasilan para pengrajin.
Selain butuh perhatian dari Pemkab Magetan, dia akan memperjuangkan ke tingkat provinsi terkait apa yang selama ini menjadi kendala para pengrajin. Salah satunya, koordinasi dengan wakil rakyat di DPRD Jatim.
Sementara itu, Kepala Desa Sidorejo Pulung Larson Fitroh Shara menyampaikan jika mayoritas warga setempat terutama ibu-ibu rumah tangga bekerja sebagai pengrajin anyaman bambu dan sebagian di kerajinan kulit.
Produk yang dihasilkan meliputi besek, topi, rak sepatu, tempat sampah, vas bunga dan lain lain. Sedangkan para pengrajin kulit mempunyai beberapa produk seperti gantungan kunci, dompet, tempat ID card, juga kerajinan kulit lainnya.
Sampai saat ini hasil produksi para pengrajin masih minim dan daya jual juga sangat rendah. “Saya atas nama warga desa mengharap ada support bantuan permodalan dan pelatihan,” ungkap Larson.
Saat ini para pengrajin bambu ada 4 kelompok binaan dengan anggota mencapai ratusan orang. Sedangkan kerajinan kulit baru satu kelompok dengan anggota sekitar 25 orang pengrajin.
Rata rata para pengrajin ini, seperti yang disampaikan Suyono Wiling, masih kekurangan modal. Selain itu juga butuh pelatihan agar mereka bisa berinovasi dan berkreasi dalam produknya untuk meningkatkan daya saing.
Yang lebih penting, imbuhnya, juga harus ada pembinaan dari dinas terkait untuk memasarkan produk-produk mereka. “Sedangkan untuk pengrajin kulit sudah ada pelatihan dan teknik pemasaran dari tim yang didatangkan dari Kota Surabaya,” tutupnya. (rud)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS