SURABAYA – Potensi Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya diundur sampai 2017 jika hanya satu pasangan calon yang mendaftar, memicu protes warga Kota Pahlawan, Minggu (2/8/2015) malam. Mereka menggelar berbagai macam spanduk maupun banner yang isinya mendukung Pilkada Surabaya digelar tepat waktu.
Warga di beberapa kelurahan menggelar aksi simpatik untuk meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya melaksanakan pilkada pada 9 Desember depan. Secara serentak, aksi berlangsung di kawasan Jalan Jepara, Alun-Alun Contong, Demak, Gundih, Tambak Asri, Sedayu, dan Gubeng Airlangga.
Sanduk yang dibeber warga, di antaranya bertuliskan: Pilwali Surabaya Desember Yes!!..Pilwali Mundur No!!!; Kepada KPU: Segera Gelar Pilwali Surabaya, Awas Begal Politik; dan Pilwali Surabaya Dibegal, Rakyat Surabaya Bergerak Melawan!!
Pemasangan bentangan spanduk tersebut serentak dimulai sejak pukul 20.00 WIB. Hal ini menarik perhatian warga lainnya yang akhirnya ikut andil dalam pemasangan ini.
“Ini bentuk perhatian kami terhadap adanya antisipasi embusan kabar Pilwali diundur. Kami menolak,” kata Aris, warga Jepara.
Beberapa warga lainnya, justru menengarai adanya kebuntuan politik saat ini merupakan langkah untuk membegal pelaksanaan pilkada serentak, termasuk Pilkada Surabaya.
”Tidak bisa mundur. Harus terlaksana tahun ini. Kalau sampai tidak jadi ini sama saja membohongi rakyat,” tegas Matrawi, warga perkampungan Tambak Asri.
Sementara, Asmaul Husna, warga Tambak Asri lainnya menilai kalau pilkada diundur, langkah itu akan merugikan pembangunan kota. “Trus kalau diundur mau jadi apa Surabaya kedepan? Jangan jadikan persoalan ini sebagai komoditas politik yang merugikan orang banyak,” ucap pengurus kampung itu.
Seperti diketahui, sampai Minggu (2/8/2015), pendaftar Pilkada Surabaya baru satu pasangan calon. Yakni akal cawali Tri Rismaharini dan cawawali Whisnu Sakti Buana yang diusung PDI Perjuangan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS