JAKARTA – Anggota Satuan Tugas (Satgas) Lawan Covid-19 DPR RI Arteria Dahlan mengatakan, langkah Wakil Presiden Ma’ruf Amin minta maaf kepada masyarakat patut untuk diapresiasi. Sebelumnya Ma’ruf Amin minta maaf karena pemerintah belum berhasil memutus mata rantai Corona.
“Kita harus apresiasi. Beliau tidak mau berpolemik di ruang publik, memilih untuk mengucapkan maaf di hari baik dan bulan baik. Kami pikir itu langkah yang sangat baik, ya,” ujar Arteria, di Kompleks Parlemen RI Senayan, Jakarta, Sabtu (23/5/2020).
Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu menambahkan, sebaiknya tidak perlu memperpanjang permintaan maaf itu lagi karena kini pemerintah sudah berupaya maksimal untuk mengatasi dampak penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Dia menilai, sejauh ini kerja pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dapat diinformasikan dengan baik kepada DPR.
Makanya, sebut Arteria, DPR memberi kepercayaan kepada pemerintah untuk menerapkan kebijakan kedaruratan kesehatan yang baru.
“DPR tidak hanya melulu mengatakan ini gagal, itu tidak gagal. Tapi bagaimana semua program kedaruratan kesehatan ini dapat berjalan secara efektif, bermanfaat, kemudian juga dapat dirasakan semua pihak. Tidak hanya tenaga medis, dokter, maupun juga publik,” tuturnya.
Pihaknya memastikan bahwa setiap kebijakan yang dilakukan Pemerintah akan selalu dikawal dan diawasi betul-betul oleh DPR. Dengan pengawalan dan pengawasan itu, jelas Arteria, wajib hukumnya apabila kebijakan itu memberi manfaat dan mudah dicerna sehingga publik tidak mendapatkan distorsi informasi.
Dia juga berpendapat mengenai lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Menurut dia, kasus positif virus Corona yang semakin tinggi bukan berarti pemerintah gagal dalam menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah di Indonesia.
Arteria menyebut peningkatan jumlah kasus positif Corona itu bisa saja disebabkan oleh alat pengetesan yang semakin banyak dan kesadaran masyarakat untuk tes Corona semakin tinggi.
Menurutnya, parameter kegagalan dalam penanganan Covid-19 dapat dilihat dari angka pasien meninggal karena virus tersebut. Jika persentase angka meninggal sudah tinggi dari jumlah pasien positif, sebut Arteria, di situlah pemerintah bisa dianggap gagal.
Hingga kini, imbuh Arteria, kemampuan orang untuk sembuh dari Covid-19 masih terbilang tinggi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS