JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, ada sejumlah pihak yang ingin mencitrakan partainya anti terhadap kelompok Islam. Dia menilai, upaya tersebut tidak akan berhasil.
Menurut Hasto, sebagai partai berhaluan nasionalisme, PDIP banyak belajar dari Presiden RI pertama Soekarno yang berhubungan baik dengan kelompok-kelompok Islam, khususnya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
“Mereka yang coba adu domba antara PDI Perjuangan dengan Islam dipastikan, seperti yang disampaikan Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), tidak pernah berhasil,” kata Hasto, di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2017).
Dia meyakini, garis perjuangan PDIP yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan apa yang diyakini ormas-ormas islam besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
“Bagaimana PDIP berdiri di atas fundamen Pancasila, di atas konstitusi kita, dan betul-betul berjuang menjaga tegaknya NKRI,” tutur Hasto.
Terkait dengan adanya pelaporan salah satu kelompok Islam kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ke Polda Jatim, Hasto pun mengimbau para kader agar tidak terpancing dan bereaksi keras.
“Mari mengikuti arahan ketua umum untuk menghadapi segala sesuatunya melalui jalan hukum terhadap mereka mereka yang mendiskreditkan PDI Perjuangan,” ajak Hasto.
Selaku Sekjen partai, kata Hasto, dia tidak menerima upaya adu domba yang mendiskreditken PDIP. Namun, Hasto menekankan bahwa PDI Perjuangan menjunjung tinggi hukum sebagai panglima di negara ini.
“Bagi PDIP ketika kantor partai diserang kita setia kepada hukum. Jadi kami selalu menempuh jalan hukum,” tambah Hasto. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS