BATU – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Timur memperingati HUT ke-48 Partai 10 Januari 2021 dengan cara berbeda. Mengusung slogan “Cinta Brantas Bersih”, acara Milad partai kali ini dilakukan dengan semangat mencintai alam.
Kegiatan tersebut antara lain; menanam ratusan pohon, bersih-bersih kali–hulu Sungai Brantas, kemudian melepas satwa burung dan ikan di kawasan Arboretum (titik nol sumber Brantas), di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (10/1/2021).
Acara ini dikemas sederhana namun khidmat dan tentunya tetap patuh terhadap protokol kesehatan.
Kegiatan yang diikuti 700 orang ini tak hanya menanam pohon dan melepas satwa ikan, namun juga ritual budaya dan bersih sungai di 24 titik.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Kusnadi, mengatakan mencintai alam merupakan bagian dari ajaran trisakti Bung Karno, yakni berkepribadian dalam kebudayaan.
Berkepribadian artinya manusia harus bisa hidup berdampingan dengan alam, memelihara kultur dan budaya adiluhung bangsa.
Kemudian kenapa harus sungai dan air? Menurut Kusnadi, tubuh manusia itu 80 persen terdiri dari air.
“Tanpa air kita tidak hidup. Kita bisa tidak makan tiga hari, tapi kita tidak bisa minum tiga jam. Kita akan dehidrasi lalu mati. Artinya, air sangat penting bagi manusia,” katanya.
Di Jawa Timur, jelas politisi yang juga Ketua DPRD Provinsi Jatim ini, ada dua sungai yang menjadi sumber penghidupan masyarakat, yakni Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas.
Menurutnya, dua sungai ini sangat besar perannya bagi kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu harus dijaga ekosistem dan kelestariannya.
Gerakan cinta alam ini, tambah dia, itu merupakan keharusan. Seperti yang dilakukan oleh para Wali Sumber Brantas. Mereka menjaga dan merawatnya.
“Kalau kita kembali kepada cerita-cerita para pinisepuh, embah-embah kita dulu. Ada tempat-tempat pantangan yang kemudian dibangun menjadi sebuah dongeng. Pada hakikatnya, dongeng ini sebenarnya adalah pendidikan luar biasa, agar alam terjaga,” ujarnya.
“Bayangkan kalau tidak membangun sebuah cerita, dongeng, sumber ini pasti sudah habis. Kalau sumber sudah habis kita dapat air dari mana? Ini merupakan kearifan lokal yang membangun sebuah cerita untuk melindungi alam,” terang Kusnadi.
Dia pun mengingatkan, kerusakan alam terjadi karena dua hal: faktor alam dan manusia. Yang paling berbahaya itu kerusakan karena faktor manusia.
Kemudian soal pembangunan. Alam dan pembangunan, sebutnya, sama-sama penting.
“Alam dan pembangunan tidak bisa diperhadapkan. Masalahnya selama ini pembangunan seringnya tidak memperhatikan daya dukung alam. Itu yang tidak benar,” tegas Kusnadi.
Dalam perayaan HUT PDI Perjuangan yang dipusatkan di Kota Batu ini diikuti jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. Termasuk anggota fraksi partai di DPRD Jatim, serta mengundang Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan Wakil Wali Kota Punjul Santoso. (tof)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS