JAKARTA – Mendagri Tjahjo Kumolo menyatakan, sejak awal menjabat menteri selalu menekankan bahwa terorisme dan radikalisme merupakan salah satu ancaman bangsa yang harus diantisipasi, khususnya oleh kepala daerah.
“Saya yakin semua kepala daerah memahami peta politik dan kultur masyarakat di daerah masing-masing beserta potensi ancamannya,” ujar Tjahjo, kemarin.
Mantan Sekjen PDI Perjuangan ini juga yakin, kepala daerah telah membangun komunikasi dan koordinasi dengan unsur keamanan dan pertahanan untuk mencermati setiap gelagat dinamika di wilayah masing-masing.
Dia menambahkan, peristiwa bom bunuh diri di di Markas Polresta Surakarta kemarin pagi harus dijadikan momen untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi itu. Tujuannya untuk menciptakan stabilitas daerah dan meningkatkan deteksi dini potensi gangguan keamanan.
Salah satunya, yakni menghidupkan kembali sistem keamanan lingkungan di tingkat RT, RW, desa, kelurahan hingga kecamatan.
“Kita harus berani menentukan sikap, siapa lawan, siapa kawan. Begitu juga kepada siapa pun yang dengan sengaja atau terskenario ingin merusak persatuan kesatuan Indonesia,” ujarnya.
Dia mengapresiasi TNI dan Polri yang dianggap mampu memetakan gelagat potensi gangguan keamanan, khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Kapolri Badrodin Haiti untuk mengejar jaringan pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo.
“Saya sudah perintahkan kapolri untuk mengejar jaringannya, menangkap jaringannya, dan untuk mengungkap yang berkaitan dengan bom bunuh diri di Mapolresta Solo,” kata Jokowi, saat di Padang, Sumatera Barat.
Dia memastikan, saat ini aparat keamanan telah mengendalikan situasi yang ada guna memastikan kondisi tetap aman. Jokowi juga minta masyarakat tetap tenang, tetapi juga waspada.
Sebelumnya, sebuah bom bunuh diri meledak di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu, Selasa pagi. Pelaku bom bunuh diri tewas, sedangkan seorang anggota polisi mengalami luka ringan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS