195 pembaca
SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Tina Toon, merasa terkesan dengan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) alias taman-taman di Kota Surabaya.
Hal itu dia ungkapkan di sela melakukan kunjungan kerja di Surabaya bersama seluruh anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Jumat (19/12/2019).
“Di sini tuh rapi banget, tertata gitu. Taman-taman yang dibangun juga memiliki konsep yang jelas, sehingga tak sekadar dibangun. Taman jadi ruang interaksi warga, juga jadi tempat warga berkesenian,” kata Tina Toon.
Mantan penyanyi cilik pelantun lagu ‘Bolo-Bolo’ tersebut menilai, konsep RTH Surabaya adalah konsep RTH terbaik di Indonesia saat ini. “Jakarta sebagai ibukota negara seharusnya tidak perlu malu untuk menerapkan konsep RTH Surabaya. Untuk kebaikan, enggak perlu gengsi dong,” ujarnya.
Keindahan Surabaya semakin lengkap, kata Tina Toon, saat akhir tahun, bunga Tabebuya bermekaran. Kota yang dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini ini seolah berubah menjadi Tokyo.
“Tahun depan infonya bunga Tabebuya akan ditambah ribuan pohon. Wuih, enggak kebayang tuh bagaimana indahnya Surabaya saat bunga Tabebuya bermekaran. Pasti Instragramable, jadi daya tarik wisatawan, jadi oase kepenatan warga kota,” sebutnya.
Anggota DPRD DKI Yuke Yurike menambahkan, Surabaya juga sukses memenuhi syarat penyediaan RTH sesuai Peraturan Menteri PU, yaitu minimal 20 persen RTH publik dari seluruh luasan wilayah kota.
Berkat konsep RTH yang jelas ini, terbukti telah menurunkan suhu Kota Pahlawan. Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dan Air Quality Index (AQI), kadar polusi di Surabaya juga jauh lebih baik dibanding kota-kota lainnya, termasuk Jakarta.
“Tentu ini bukti keberhasilan Bu Risma. Kalau di Jakarta kan belum berhasil mencapai syarat minimal penyediaan RTH, bahkan belum sampai setengah dari kinerja Surabaya, jadi di sana polusinya lumayan parah dan panas banget,” ungkapnya.
Satu lagi yang juga disorot Yuke adalah konsep RTH di Surabaya sebagai tempat anak muda berkumpul, belajar, berkesenian, berolahraga, dan melakukan kegiatan edukatif lainnya.
Menurutnya, di RTH Surabaya ada learning center, belajar IT, belajar bahasa asing. Juga ada fasilitas kesenian dan olahraga.
“Jadi anak muda diwadahi, nongkrong sambil belajar gratis, sehingga semua bisa menikmati, bukan cuma anak keluarga kaya saja. Bahkan ada RTH paliatif yang didedikasikan untuk anak-anak penderita kanker dengan kegiatan yang memberi support ke mereka. Saya takjub dan terharu dengan ketulusan kerja Bu Risma,” tuturnya. (goek)