Minggu
15 September 2024 | 10 : 22

Tim Risma-Whisnu: Hasil Cetak Surat Suara Harus Sesuai Profing

pdip jatim - didong - profing surat suara

pdip jatim - didong - profing surat suaraSURABAYA – Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota-Calon Wakil Wali Kota Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana minta pihak rekanan pencetak kertas surat suara Pilkada Surabaya agar mengontrol kualitas surat suara sesuai contoh yang diberikan ke KPU.

Juru bicara pasangan Risma-Whisnu, Didik Prasetyono juga minta kualitas tinta yang ditunjukkan melalui contoh cetak, sesuai dengan faktanya.

“Kami minta perusahaan pemenang tender untuk mencetak kertas suara di mesin cetaknya dulu, agar kualitasnya kelihatan terlalu gelap atau terang,” kata Didik, di sela rapat tertutup terkait profing surat suara dan debat paslon, di kantor KPU Surabaya, Selasa (20/10/2015).

Terkait atribut yang dikenakan Risma-Whisnu, pasangan nomor urut 2 ini mengenakan atribut Bendera Merah Putih di dada kiri. Menurut Didik, pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini ingin membangkitkan semangat, bahwa siapapun pilihan masyarakat, Merah Putih tetap yang utama.

“Tidak ada perpecahan dan konflik setelah pilkada digelar,” jelas mantan anggota KPU Jatim ini.

Sedangkan, baju putih yang dipakai, menurutnya, melambangkan ketulusan. Meski diusung PDI Perjuangan, namun pasangan calon Risma–Whisnu tak memakai baju partai, karena keduanya sudah menjadi milik warga Surabaya.

“Biarkan masyarakat Surabaya memiliki Risma-Whisnu, dan Merah Putih di dada melambangkan bakti kami untuk Indonesia,” tuturnya.

Keluhkan Aturan Debat

Sedang soal acara debat kandidat yang dijadwalkan KPU digelar 30 Oktober depan, lanjut Didik, juknis (petunjuk teknis) skema debat yang dibuat KPU tersebut beda dengan Pilkada sebelumnya.

“Skema debat kali ini tidak ada keriuhan, alat peraga dilarang, kemudian yel-yel dilarang,” papar alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya itu.

Pria yang akrab disapa Didonk ini menyesalkan adanya beberapa batasan yang mengakibatkan keriuhan dan kegembiraan dalam pilkada tidak terlihat lagi. “Sudah alat peraganya sedikit, keriuhan juga dilarang. Begitu banyak aturan pada pilkada kali ini,” keluh Didik.

Pada pelaksanaan pilkada 9 Desember depan, imbuh dia, terkesan partisipasi masyarakat ditekan, serta menumpulkan kreativitas tim pemenangan pasangan calon. “Ini (Pilkada) jauh lebih buruk dari 5 tahun lalu,” ungkapnya. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KABAR CABANG

Rakercabsus Jelang Pilkada 2024, Ristu Nugroho: Momentum Awal Panasi Mesin Partai

MADIUN – Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Y Ristu Nugroho, menegaskan pentingnya kesetiaan kader terhadap ...
PEMILU

Didukung 11 Parpol, Ini Visi Misi Indah – Yudha

LUMAJANG – Ir. Indah Amperawati, M.Si dan Yudha Adji Kusuma merupakan Bakal Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil ...
KRONIK

Risma-Gus Hans Ajak Relawan Aktif Jemput Aspirasi Rakyat

MALANG – Pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta atau ...
KRONIK

Ganik Pramana Ajak Ratusan Relawan Sahabat Ganik All Out Menangkan Vinanda-Gus Qowim

KEDIRI – Sejak pagi kediaman Wakil Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Kediri Sunarsiwi Kurnia Ganik Pramana di ...
KRONIK

Gus Hans Silaturahmi dengan Keluarga Besar Bus AKAS Probolinggo

KOTA PROBOLINGGO – KH Zahrul Azhar Asumta atau yang biasa disapa Gus Hans semakin menjadi sorotan publik setelah ...
KRONIK

BKN Tulungagung Gelar Sejumlah Perlombaan Tradisional dan Bazar Ekonomi Kreatif

TULUNGAGUNG – Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung menggelar sejumlah ...