MADIUN – “Alhamdulillah, bersyukur banget dapat bantuan beasiswa PIP (Program Indonesia Pintar),” ucap Sudartikningsih, warga Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu (8/12/2021) malam.
Rasa syukur berbaur dengan perasaan gembira dan bahagia itu terungkap setelah putranya menerima beasiswa PIP jalur apirasi anggota Komisi X dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Guruh Sukarno Putra.
Beasiswa PIP diserahkan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kusnadi, di kantor DPC PDIP Kota Madiun. “Terima kasih Pak Guruh, terima kasih Pak Kusnadi,” tambah Ningsih tersenyum, sambil merapatkan telapak tangannya.
Baca juga: Serahkan Beasiswa PIP Aspirasi Guruh Sukarno di Jombang, Ini Pesan Kusnadi
“Kami sangat terbantu dengan beasiswa PIP ini, karena di saat kondisi seperti sekarang masih ada yang peduli,” imbuhnya.
Ningsih menjadi satu di antara 62 orang tua di Kota/Kabupaten Madiun yang anaknya menerima bantuan PIP dari jalur aspirasi Guruh Soekarno Putra.
Perempuan usia 40 tahun ini mengaku saat ini kedua anaknya akan naik jenjang setingkat lebih tinggi. Dan hal itu dia rasakan cukup berat karena butuh biaya untuk pendaftaran sekolah kedua buah hatinya.
Penghasilan dari suaminya yang berjualan nasi goreng juga masih kurang untuk memenuhi kebutuhan. Jadi, mendapat bantuan PIP dari PDI Perjuangan ini, sebutnya, merupakan sebuah berkah bagi dirinya.
Sementara itu, Kusnadi menuturkan, bantuan beasiswa PIP ini merupakan program dari kader-kader PDI Perjuangan di Komisi X DPR RI yang berangkat dari beberapa Dapil di Jawa Timur. Yakni Guruh Sukarno Putra, Puti Guntur Soekarno, dan Ahmad Basarah atau yang akrab disapa mas Baskara.
“Sampai hari ini sudah 250 yang saya serahkan, ini terus berlanjut,” beber Kusnadi, usai penyerahan beasiswa PIP.
Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur ini mengatakan, meskipun Kota/Kabupaten Madiun bukan termasuk wilayah konstituen dari Guruh Sukarno, namun karena pendidikan merupakan kepentingan masyarakat luas, maka program ini juga bisa dirasakan masyarakat setempat yang membutuhkan.
“Pak Guruh, Mbak Puti, dan mas Baskara tidak hanya memberi bantuan PIP di daerah masing-masing. Karena pendidikan itu adalah kepentingan seluruh lapisan masyarakat maka mereka menyisihkan program PIP untuk kami bagikan kepada masyarakat dengan syarat ini betul-betul diserahkan dan tidak boleh ada tarikan-tarikan dan saya dimintai pertanggungjawaban,” tegas Kusnadi.
Menurutnya, ada dua jalur penerimaan PIP, yakni melalui jalur reguler dan jalur aspirasi seperti yang dilaksanakan saat ini.
Jalur reguler merupakan program pemerintah yang usulan penerimanya berasal dari sekolah. Sedangkan jalur aspirasi merupakan perjuangan dari para wakil rakyat dari PDI Perjuangan.
Bantuan disalurkan langsung melalui rekening pelajar atas nama penerima. Tinggal aktivasi tabungan tersebut dengan membawa pengantar dari kepala sekolah.
Kusnadi juga menyinggung tentang program Indonesia Emas 2045. Menurutnya, kemajuan suatu bangsa itu tergantung kepada tingkat pendidikan rakyatnya.
Kalau rendah, maka tidak mungkin negara akan maju. Untuk memajukan sesuatu bangsa, sebut Kusnadi, pendidikan rakyatnya harus ditingkatkan.
Jangan sampai persoalan pendanaan menjadi kendala bagi orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya.
“Anak jangan sampai drop out sekolah, minimal harus lulus setingkat SMA. kalau SDM kita rendah nggak mungkin kita akan maju, tapi kalau SDM Indonesia itu tinggi, maka negara kita akan maju,” tegasnya.
Kusnadi berpesan kepada pelajar penerima PIP bahwa dengan PIP harus bangga karena itu bukti pemerintah memperhatikan pendidikan. Jadikan hal itu sebagai dorongan dan semangat untuk terus bersekolah sampai tercapai cita-cita.
“Dan untuk orang tua, doronglah anak supaya anak bisa mencapai pendidikan yang paling tinggi semampu anak dan keluarga,” tutur Kusnadi. (ant/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS