SURABAYA – Seperti kader lainnya, kader Banteng Surabaya ini ingin total mengabdi kepada Partainya. Pengabdian Budi Murtianingsih, kader Banteng ini, dilakukan lewat jalur seni budaya.
Selama ini, Budi Murtianingsih kerap meramaikan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh PDI Perjuangan di Kota Surabaya. Yakni dengan menampilkan atraksi tetarian di sela acara Partai.
Seperti saat acara pembukaan kegiatan Rapat Kerja Cabang (Rakercab) PDI Perjuangan Surabaya yang berlangsung di Gedung Wanita Jalan Kalibokor Surabaya, pelatih Sanggar Laboratorium Remo Surabaya ini menyajikan Tari Remo kepada seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid tersebut, Jumat (4/6/2021).
“Setiap acara pembukaan di PDI Perjuangan sama programnya Bu Risma yang senang kesenian itu, kita pakai Tari Remo sebagai pembuka acara. Setiap ada acara seperti event besar di sini itu kita yang tampil untuk acara pembukaan,” ungkap Budi Murtianingsih.
Secara filosofi, bebernya, Tari Remo sendiri memiliki arti dari setiap gerakan-gerakan yang ditampilkan. Seperti gerakan gedrug atau menghentak bumi merupakan simbol kesadaran manusia atas kehidupan yang di ada di bumi.
Juga gerakan gendewa yang bermakna pergerakan manusia yang sangat cepat seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya.
“Jadi kalau ada acara pembukaan, biasanya kita menggunakan Tari Remo untuk penyambutan tamu,” terangnya.
Dalam menyelenggarakan pertunjukan tari-tarian di acara PDI Perjuangan, pihaknya melakukannya secara sukarela, tidak meminta bayaran sepeserpun.
Ini, lanjut Murtianingsih, merupakan bentuk kecintaannya terhadap partai berlambang banteng moncong putih, dalam karya dan pengabdiannya sebagai kader partai yang berjuang merawat dan melestarikan budaya seni tari di Kota Surabaya.
“Namanya cinta sama PDI Perjuangan, saya itu ingin melestarikan tari-tarian dari Surabaya,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Baktiono menjelaskan pihaknya selalu konsisten menampilkan beragam tarian khas daerah di setiap kegiatan partai.
“DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menampilkan jati diri bangsa atau jati diri Kota Surabaya, di antaranya lewat kesenian dalam pembukaan-pembukaan acara partai,” tutur Baktiono.
PDI Perjuangan, menurut Baktiono adalah satu-satunya partai yang memiliki dasar kecintaan yang mendalam terhadap kebudayaan.
Sebagai partai pelopor, pihaknya selalu memegang teguh ajaran-ajaran Bung Karno untuk turut merawat kelestarian budaya asli daerah.
Anggota DPRD Surabaya ini juga membenarkan, selama ini Sanggar Laboratorium Remo Surabaya selalu tampil di setiap kegiatan partai secara cuma-cuma tanpa meminta bayaran.
“Jadi untuk menampilkan tari-tarian ini, juga bentuk pengabdian untuk negara dan untuk partai. Artinya apa, mereka benar-benar mencintai PDI Perjuangan ini dari hati yang paling dalam,” pungkasnya. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS