KEDIRI – DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri tidak mau merespon intrik politik yang dilakukan seseorang mengaku sebagai kader banteng mencabut dukungan untuk pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo -Mahfud MD.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri Murdi Hantoro mengatakan, pihaknya sebenarnya tidak mau bersikap terkait hal itu. Pria yang juga legislator DPRD Kabupaten Kediri tersebut menganggap bahwa itu merupakan bagian dari intrik politik murahan.
“Kita tidak mau ikut irama mereka. Artinya kejadian di Desa Butuh, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri itu saya jamin 100 persen kader PDI Perjuangan tetap tegak lurus. Saya jamin 100 persen itu bukan kader PDI – Perjuangan,” tandas Murdi Hantoro di Kediri, Rabu (6/11/2023).
“Jadi kita punya struktur sampai anak ranting di tingkat dusun. Ketika ada kejadian pasti ada laporan. Dan saya langsung tanya kepada mereka struktur partai apa betul ada kejadian seperti itu? Ternyata mereka sama sekali tidak tahu. Ternyata informasi yang didapat itu bukan warga dari luar. Tapi kami tidak mengurus itu, kita nggak perlu lapor polisi buang-buang energi. Utu politik murahan,” jelasnya.
Untuk menjadi seorang kader PDI Perjuangan, sebutnya, harus memenuhi kriteria. “Kalau kader kan punya kartu tanda anggota dan sebagainya. Kalau kaos saja dianggap kader, percetakan saja bisa sewaktu-waktu bikinkan kaos,” ujar Murdi.
Dia mempertanyakan kenapa Bawaslu tidak tahu terkait persoalan ini. Kerena ketika kejadian masuk masa kampanye. “Seharusnya Bawaslu mengetahui itu. Saya cuman menyayangkan saja,” tukasnya .
DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri menginginkan Pemilu 2024 tetap berjalan lancar dan berlangsung jurdil. Tidak saling mencurigai dan tidak saling mencurangi.
“PDI Perjuangan tetap fair-fair saja untuk mengikuti pemilu ini,” pungkasnya. (putera/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS