MALANG – Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyatakan tingkat penyebaran kabar hoax sudah berada di tingkat akut dan parah.
“Kita lihat seorang tim kampanye nasional sekaliber Ratna Sarumpaet yang menurut sebagian masyarakat merupakan tokoh dengan sadar membohongi publik,” terang Ahmad Basarah, di Kota Malang, kemarin.
Bahkan dia menyebut apa yang dilakukan Ratna sebagai salah satu tim kampanye nasional Prabowo – Sandiaga harus diselesaikan dengan cara – cara yang luar biasa.
Wakil Ketua MPR RI ini pun meminta kepolisian sudah harus menetapkan kejahatan hoax sebagai ekstra ordinary crime layaknya korupsi, narkotika, dan terorisme.
“Polisi sudah harus menetapkan kejahatan hoax sebagai ekstra ordinary crime (kejahatan luar biasa) karena fitnah yang membohongi rakyat bisa menghancurkan dan membahayakan keutuhan bangsa,” tegas Basarah.
Oleh karena itu dia mendorong kepolisian untuk bekerja ekstras keras untuk mengatasi kejahatan hoax secara terstruktur sistematis oleh siapapun dan tanpa terkecuali.
“Karena dampaknya bisa menghancurkan bangsa, fitnah yang membohongi rakyat bisa menghancurkan bangsa,” tegasnya.
Basarah juga mengatakan hoaks merupakan bagian dari black campaign atau kampanye hitam yang tidak berdasarkan fakta, basisnya fitnah dan propaganda. Karena sebagai alat kampanye hitam, nantinya bisa digunakan menjatuhkan kompetitiornya.
“Nah sekarang peserta Pemilu mau menggunakan itu tidak? Itu kembali kepada sikap kenegarawaan peserta Pemilu. Jika ia perlu menang dengan segala cara maka dia akan pakai alat propaganda itu. Artinya menghalalkan sebuah tindakan fitnah dilakukan demi kemenangan,” jelasnya.
Jelas berdasarkan undang-undang dilarang melakukan kampanye hitam. Tetapi kembali kepada orang dan tim sukses masing-masing. Jika merasa ingin menang dengan segala cara bisa saja tetap dilakukan.
Sehingga memang kembali pada sikap dan kenegarawanan masing-masing, baik Capres-Cawapres, maupun tim sukses. Karena alat mau dipakai atau tidak sangat tergantung usernya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS