
JAKARTA – Rencana mempertemukan Presiden terpilih Joko Widodo dengan mantan capres Prabowo Subianto diharapkan menjadi momen yang dapat meredam tensi panas pendukung fanatik pasca-Pilpres 2019.
Hingga kini rekonsiliasi itu pun belum terlaksana. Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Aria Bima menerangkan rekonsiliasi bukan maunya perorangan Jokowi dan Prabowo atau bahkan partai pengsungnya.
“Tapi rekonsiliasi adalah maunya ideologi Pancasila, konstitusi dan undang-undang bahwa adanya kontestasi, negosiasi dan musyawarah mufakat,” tegas Aria Bima di acara sebuah stasiun televisi, kemarin.
Politisi PDI Perjuangan ini, dalam hal ini rekonsiliasi adalah kehendak konstitusi, ideologi dan kehendak rakyat.
“Kalau sudah berkontestasi menang kalah hanya ada di kontestasi. Di dalam memperjuangkan kepentingan bangsa, rakyat, dan negara tidak ada menang kalah yang menang itu rakyat,” jelasnya.
Untuk itu, demi kerukunan bangsa dan negara usai Pilpres 2019 dia berharap para pendukung dapat bersatu kembali dan bersama-sama memajukan Indonesia. Oleh sebab itu, rekonsiliasi harus dilakukan
“Bukan perlu memang harus itu kehendak rakyat dan kehendak konstitusi. Ndak bisa tidak. Harus,” tegas Aria.
“Ada yang mengatakan nggak usah rekonsiliasi wong rakyat sudah damai, ada yang mengatakan seperti itu,” sambung dia.
Namun menurutnya, saat ini adalah bagaimana melakukan rekonsiliasi mental dan rekonsiliasi sosial supaya rakyat tidak terbelah. Dia mencontohnya tak sedikit saat Pilpres terjadi perdebatan di media sosial hal itu merupakan contoh permasalahan di bawah.
“Ini kan luka batin di bawah. Nah supaya ini ndak luka saya harus rekonsiliasi. Itu disimpulkan ketemunya Pak Prabowo dan Pak Jokowi salah satunya,” tutur anggota Komisi VI DPR RI ini.
Soal kenapa hingga saat ini rekonsiliasi tersebut belum terjadi, Aria menyebutkan hal itu tinggal menunggu waktu. “Saya sangat yakin dua tokoh ini pasti akan ketemu. Cuma timingnya (waktunya, red) supaya pas seperti apa, ini cuma masalah waktu,” tandasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS