SURABAYA – Ketua DPRD Surabaya Armuji mencabut skorsing berupa larangan kunjungan kerja kepada anggota dewan. Dia menilai skoring elam seminggu tersebut, sudah cukup.
Seperti yang diketahui, skorsing ditetapkan bagi 15 anggota lantaran tidak berpartisipasi dalam acara dialog kebangsaan dengan pembicara Ainun Najib pekan lalu.
Armuji menyesalkan anggota dewan yang tidak kompak dalam menghadiri acara DPRD Surabaya.
Dengan adanya skorsing, ia berharap akan menjadi pelajaran supaya menjaga kekompakan dan tidak meremehkan agenda.
“Sudah selesai. Saya rasa cukup, kalau kelamaan tidak baik,” ujar Armuji, Jumat (25/8/2017).
Politisi PDI Perjuangan ini juga mengingatkan pentingnya kedisiplinan anggota dewan, khususnya dalam hal kehadiran setiap kegiatan dewan.
Termasuk saat sidang paripurna. Sebab sering terjadi saat sidang paripurna harus menunggu berjam-jam demi menunggu anggota dewan kuorum.
“Contohnya saat paripurna, sering sidang jadi molor satu hingga dua jam, tamu sudah datang, tapi teman-teman masih ngelewes sehingga tamu harus menunggu. Sebagai yang mengundang seharusnya datang dulu,” kata Armuji.
Sebelumnya, Badan Kehormatan (BK) DPRD Surabaya menyatakan, kebijakan pimpinan dewan soal larangan kunker itu sangatlah wajar dan langkah tersebut dianggap benar.
“Apa yang sudah dilakukan Ketua itu sudah benar, karena niatnya untuk menjaga kekompakan seluruh anggota dewan. Artinya niat ketua itu sudah baik, harusnya seluruh anggota merespon dengan baik pula,” kata Ketua BK DPRD Surabaya Minun Latif.
Legislator yang pernah menjabat camat di Kota Surabaya ini juga menegaskan, jika apa yang sudah diterapkan oleh ketua dan pimpinan lainnya itu merupakan ‘kebijakan’ dan itu diperbolehkan.
Seperti diketahui, DPRD Surabaya menggelar Sinau Bareng bertajuk Pancasila Jiwa Kita, di halaman kantor dewan, Jalan Yos Sudarso Surabaya, Sabtu (19/8/2017) malam lalu.
Selain jajaran pimpinan dan anggota DPRD Surabaya, Sinau Bareng dipandu Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) ini dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Wakil Ketua DPRD Jatim Kusnadi.
Armuji menyatakan, sebagaimana negara Indonesia, warga Surabaya terdiri dari beragam suku. Semuanya memiliki kultur yang berbeda-beda.
Meski berbeda suku maupun agama, Armuji menyatakan syukur, karena Kota Pahlawan lebih kondusif. Dia mengajak warga Kota Surabaya tetap menjaga suasana ini, di tengah adanya ancaman disintegrasi bangsa seperti yang terjadi belakangan.
Salah satu upaya untuk tetap merekatkan persatuan, khususnya di Kota Surabaya, menurut Armuji, adalah dengan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila kepada setiap orang. Terutama bagi kalangan muda, pelajar, dan mahasiswa. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS