JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak kader-kader partai aktif menjalin hubungan dengan kekuatan lain dalam rangka menjaga bangsa dan negara.
Dia menegaskan, kader-kader PDI Perjuangan harus membangun dialog dengan kelompok-kelompok yang peduli pada kekuatan bangsa, termasuk dengan organisasi kemasyarakatan keagamaan.
“Seperti NU, Muhammadiyah, serta organisasi keagamaan lain. Jangan lupa berdialog dengan TNI dan Polri, sebab kita bangga dengan mereka,” kata Hasto di sela-sela pelatihan kader utama PDI Perjuangan di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, kemarin.
Hasto mengatakan, Bung Karno pernah mengingatkan bahwa Indonesia tidak dibangun oleh satu kekuatan saja. Sebab, ada berbagai elemen bangsa yang jadi kekuatan penjaga NKRI.
Bahkan, sambung Hasto, TNI yang di era Bung Karno bernama Angkatan Perang Republik Indonesia menjadi angkatan bersenjata terkuat di bagian bumi selatan.
“Sehingga kekuatan dan marabat TNI sebagai penjaga kedaulatan negara betul-betul harus didukung,” ujarnya.
Hasto menambahkan, sejarah telah membuktikan selama ini TNI menjadi tentara pejuang. Oleh karena itu, dia mengharapkan kader-kader PDIP meneladani jiwa dan semangat berkorban TNI.
Untuk itu pula PDIP berkomitmen mendorong TNI menjadi angkatan perang yang disegani, modern, profesional dan penuh dengan jiwa kerakyatan.
“PDIP terus mendorong kebijakan untuk menyejahterakan prajurit dan mempersenjatai angkatan perang kita secara modern,” tuturnya.
Dia juga punya harapan serupa terhadap Polri. “Kita bangga dengan komitmen Polri menjadi alat penjaga keamanan dan ketentraman masyarakat dengan mengusahakan tertib hukum,” ucap Hasto. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS