SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan yang menjabat Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Syaifuddin Zuhri menyatakan, seharusnya pemerintah kota merasa malu atas perbuatan mulia yang dilakukan Abdul Syukur, 65, penambal jalan berlubang sukarela.
Menurut Syaifuddin, sebenarnya untuk pembangunan dan rehabilitasi jalan-jembatan sudah dianggarkan dalam APBD 2015 sebesar Rp.44,3 miliar, namun belum terserap maksimal. Di sisi lain, masih banyak jalan berlubang di Kota Surabaya, yang di antaranya mengundang kepedulian Abdul Syukur, seorang warga yang berprofesi sebagai penarik becak.
“Seharusnya Pemkot Surabaya merasa malu. Sebab, selama ini program perbaikan yang selalu digembar-gemborkan, justru malah dibuktikan dengan adanya peran warga sendiri,” kata Syaifuddin Zuhri, kemarin.
Seperti diketahui, di media sosial belakangan ramai diperbincangkan oleh tindakan Abdul Syukur yang kerap diketahui menambal jalan berlubang secara mandiri. Lelaki tua yang kerap dipanggil Pak Tuwek (Pak Tua) itu rela menambal jalan berlubang yang setiap hari dilaluinya sebagai tukang becak.
Setelah menarik becak, pukul 21.00 biasanya, Pak Tuwek mulai melakukan aktivitas mulia itu. Jalan berlubang yang ditambalnya adalah yang menurut dia bisa mencelakakan orang. Kadang juga atas permintaan warga sekitar. “Jalan terakhir yang saya tambal Jalan Tembaan, Gembong, Gembong Tebasan, dan Tambak Rejo,” ungkap pria asli Surabaya tersebut.
Sebuah lubang biasanya dia kerjakan beberapa hari. Berbekal palu berukuran sedang, Pak Dul memukuli batu-batu besar yang diangkutnya menjadi pecahan yang lebih kecil. Selain batu, lubang itu ditutup dengan bongkahan aspal sisa jalan.
Tukang becak yang biasa mangkal di depan ITC Surabaya menambal jalan mulai pukul 21.00 hingga menjelang subuh. Untuk sekali angkut, dia bisa membawa 2-3 kuintal batu dan aspal di atas becaknya.
Syaifuddin Zuhri menambahkan, anggaran dalam APBD Tahun 2015 sebesar Rp.44,3 miliar untuk pembangunan dan rehabilitasi Jalan-Jembatan belum terserap maksimal. Laporan yang masuk ke Komisi C DPRD Surabaya, ungkapnya, yang terserap baru sekitar 17 persen dari anggaran APBD atau sekitar Rp. 7,4 miliar. “Sehingga banyak persoalan infrastruktur jalan belum tertangani,” ujarnya.
Wali Kota Tri Rismaharini sendiri mengapresiasi kiprah Abdul Syukur. Risma mengundang Pak Tuwek, ke rumah dinas wali kota di Jalan Sedap Malam, Kamis (14/5/2015) lalu.
Menurut Risma, apa yang dilakukan Dul memang patut diapresiasi. Dia juga mengatakan bahwa banyak orang seperti Dul di Surabaya yang peduli dengan lingkungan.
Pak Tuwek, kata Risma, bersikap demikian karena kebetulan bekerja sebagai tukang becak yang aktif di jalanan. Oleh karena itulah, aksi Dul layak diapresiasi.
Saat bertemu Risma, Dul berharap jalanan yang berlubang segera diperbaiki agar tidak membahayakan pengendara jalan. Selain itu, dia tidak akan menghentikan aksinya menambal lubang jalanan. ”Ya kalau ada lubang, sebisanya saya tambal. Sebab, itu sudah keinginan saya,” ujarnya. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS