JOMBANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmimembuka sekaligus tiga Bank Wakaf Mikro (BWM) di Kabupaten Jombang, kemarin.Ketiga bank itu akan menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat di sekitarlingkungan Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Bahrul Ulum Tambakberas,dan Tebuireng.
Jokowi mengatakan, BWM didirikan untuk mengembangkan ekonomi umat dengan cara memperluas penyediaan akses keuangan bagi para pelaku usaha mikro dan kecil yang belum dapat menjangkau fasilitas perbankan.
“Bank-bank biasa pasti meminta agunan, jaminan, administrasi. Betul enggak? Sehingga yang kecil-kecil ini sulit mengakses perbankan. Oleh sebab itu dibangun yang namanya Bank Wakaf Mikro,” jelas Jokowi, saat di Ponpes Mamba’ul Ma’arif.
BWM ini secara khusus menyasar para santri maupun masyarakat sekitar pesantren untuk dapat memulai atau mengembangkan usaha kecilnya. Pemerintah berencana mendirikan lebih banyak lagi BWM di ponpes-ponpes di seluruh Indonesia.
Dia menceritakan, pernah bertemu dengan ibu rumah tangga yang mampu mengembangkan usahanya melalui pembiayaan BWM yang ada di Banten. Ibu yang ditemuinya itu mampu melakukan diversifikasi produk setelah menjadi nasabah BWM.
“Yang saya lihat, misalnya di Banten, Ibu dulu jualan apa? Pak, saya jualan gorengan. Terus sekarang dapat Rp2 juta dipakai untuk apa? Ya sekarang bisa tambah tidak hanya jualan gorengan, saya tambah jualan nasi uduk. Ini yang benar. Dulu jualan hanya gorengan, setelah dapat, usahanya menjadi besar plus nasi uduk,” ucapnya.
BWM sendiri menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat dengan nilai maksimal Rp3 juta tanpa agunan dan margin bagi hasil setara 3 persen. Pengelola BWM juga menyediakan pelatihan dan pendampingan kelompok bagi para nasabah untuk menjalankan usahanya.
“Bank Wakaf Mikro itu hanya terkena biaya administrasisangat kecil, hanya tiga persen per tahun. Biaya administrasi untuk apa? Yangbekerja di Bank Wakaf kan perlu gaji, listriknya juga perlu bayar. Itu yangdibayar, bukan bunga. Itu beban administrasi yang memang harus ditanggung olehbank itu agar bisa menjalankan operasinya,” jelas Jokowi.
Sementara itu, sebelum mengakhiri kegiatan kerja di Jombang, Jokowi bersilaturahmi dengan para kiai dan santri di Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas.
Di Bahrul Ulum, Jokowi menyinggung tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Pesantren dan Pendidikan Keagamaan. Menurutnya, pemerintah akan terus mendorong agar pembahasan RUU ini segera selesai.
Dia menjelaskan bahwa RUU ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada pondok pesantren di seluruh Tanah Air yang jumlahnya mencapai sekira 28 ribu.
Menurutnya, RUU ini harus segera diselesaikan agar nantinya ada pengakuan sistem pendidikan di ponpes oleh negara, dan kesetaraan lulusan. UU Pesantren ini akan menjadi payung hukum untuk pemberian anggaran bagi pondok pesantren.
“Yang paling perlu perhatian anggaran. Ada payung hukumnya, APBN bisa berikan, APBD juga bisa berikan,” ungkapnya.
Di depan para santri, Jokowi juga menjelaskan perihal balai latihan kerja yang akan dibangun di Ponpes Bahrul Ulum tahun 2019. Nantinya, balai yang dibangun akan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan pondok pesantren. “Saya bertanya ke Bu Mafudoh, yang diperlukan di sini apa? Kalau pelatihan di komputerisasi dan IT, dibangunkan bangunannya diisi itu. Misalnya ingin berkaitan dengan fashion muslim, disiapkannya beda lagi, yaitu garmen,” ucap Jokowi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS