NGAWI – Kawasan wisata religi Umbul Jambe, di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Ngawi dipenuhi orang-orang berbaju sakral hitam atribut khas pendekar pencak silat. Ratusan orang berbaur akrab di tempat yang berada di tengah hutan. Jauh dari hingar bingar kehidupan kota.
Kawasan wisata religi yang kesohor itu menjadi saksi upacara menyambut satu abad perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Kabupaten Ngawi. Rangkaian kegiatan digelar dengan penuh khidmat para pendekar pencak silat.
Di depan tugu Pancasila, yang berdiri kokoh di tempat itu, para pembesar PSHT se-Kabupaten Ngawi berkumpul. Diantaranya Dwi Rianto Jatmiko, yang saat ini menjadi Ketua Cabang PSHT Kabupaten Ngawi.
Rangkaian kegiatan upacara Satu Abad PSHT berjalan penuh dengan khusyuk. Suasana Umbul Jambe yang asri dan tentram terasa agung. Seluruh warga PSHT Ngawi yang hadir larut dalam rangkaian acara tradisi.
Salah satu rangkaian kegiatan mengingatkan dengan upacara di Ibu Kota Negara Nusantara beberapa waktu lalu. Yakni, menyatukan tanah dan air. Terkhusus kegiatan ini, tanah dan air diambilkan dari empat penjuru wilayah Kabupaten Ngawi.
Tanah dan air dari empat penjuru bukan tanpa alasan. Empat penjuru itu yakni dari Kecamatan Karangjati, Kasreman, Mantingan, dan Sine. Keempat kecamatan itu representasi dari istilah Jawa, Empat Kiblat Lima Pancer. Sebagai pusat atau pancernya, tanah dan air diambil dari Umbul Jambe.
Ketua Cabang PSHT Kabupaten Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko saat ditemui awak media mengatakan, upacara pengambilan air dan tanah itu juga dilakukan secara serentak. Itu dilaksanakan untuk memperingati satu abad ‘Terate Emas’ PSHT.
“Di Kabupaten Ngawi kita laksanakan di Umbul Jambe. Ini lakukan semata-mata untuk menghargai tradisi masyarakat,” kata Mas Antok sapaannya, pada Rabu (1/6/2022).
Tanah dan air yang dari Ngawi dan seluruh cabang se Indonesia akan disatukan. Yang kemudian dijadikan pondasi Monumen Terate Emas, satu Abad PSHT di Padepokan Agung Madiun.
Sebagai Ketua Cabang PSHT Kabupaten Ngawi, Mas Antok mengatakan, momentum satu abad PSHT menjadi hal yang sangat luar biasa. Bisa menjadi saksi sejarah, tumbuh dan berkembangnya PSHT hingga genap berusia 100 tahun.
“Momentum 100 tahun PSHT adalah sangat luar biasa. Kita menjadi saksi sejarah satu Abad SH Terate,” ujar Mas Antok.
Momentum satu abad PSHT, Mas Antok berpesan kepada seluruh warga SH Terate di Ngawi. Menurutnya, warga PSHT harus memberikan kontribusi positif kepada seluruh masyarakat. Baik untuk kemanfaatan sosial, membangun kondusifitas lingkungan, dan membangun keguyuban masyarakat.
“PSHT besar karena masyarakat. Maka kami berharap seluruh warga PSHT bisa memberikan kontribusi, berpartisipasi untuk memberikan kemanfaatan atas kebesaran PSHT ini untuk masyarakat,” urainya.
Di samping itu, Mas Antok yang Wakil Bupati Ngawi juga ingin kegiatan tersebut bisa ditradisikan. Menjadi acara yang bisa dilakukan secara berkala. Dan sekaligus akan berdampak pada keberadaan wisata religi Umbul Jambe.
“Tradisi pengambilan tanah dan air ini akan kita coba gali untuk menjadi acara tradisi. Yang nantinya bisa lakukan secara periodik, sekaligus bisa menghidupkan wisata di Umbul Jambe ini,” papar Ketua Cabang PSHT Kabupaten Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko. (mmf/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS