
SOLO – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka bertemu di RM Pecel Solo, kemarin.
Selama hampir 1,5 jam, Risma membeberkan suka dukanya menjadi seorang kepala daerah kepada Gibran, yang juga kandidat Calon Wali Kota Solo. Menurut Risma, sebagai kepala daerah harus dekat dan mengerti kehendak masyarakat.
Tugas tersebut, katanya, sangat berat. Terlebih lagi, dirinya dari latar belakang pegawai negeri sipil (PNS).
“Karena awalnya saya seorang PNS ada jamnya kerja meskipun saya dulu sering lembur. Tapi tidak seperti itu. Kalau bertemu orang kadang jam 5 pagi, kadang jam 1 malam,” beber Risma.
Risma mengatakan, sebagai sosok muda, Gibran nantinya bisa melaksanakan tugas seperti yang dirasakan tersebut. “Saya pikir Mas Gibran masih muda. Lebih kuat dibandingkan saya. Pasti lebih bisalah,” ujarnya.
Dalam pertemuan makan siang itu, Risma yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan ini banyak menyampaikan pengalaman dan programnya selama memimpin Kota Surabaya. Terutama dalam bidang mensejahterakan masyarakat.

Programnya tersebut, tambah Risma, bisa diterapkan di mana pun. Tetapi harus disesuaikan dengan kondisi daerah dan tidak bisa copy paste.
Sebagai seorang pengusaha, sebut Risma, Gibran akan dapat dengan mudah memahami programnya terkait kesejahteraan masyarakat. Risma juga menilai Gibran merupakan sosok muda yang bisa membawa wajah baru di dunia politik.
Sementara itu, Gibran mengatakan, dirinya bertemu dengan Risma karena ingin konsultasi banyak sekali program-program yang dilakukan di Surabaya. Seperti masalah UMKM di Surabaya bagaimana bisa tumbuh, bagaimana cara pendampingan masalah produksi hingga pemasaran.
Dirinya menyerap banyak sekali ilmu dari Risma, untuk bisa diterapkan di Kota Surakarta ke depan. “Ibu Risma itu, paham betul masalah-masalah yang ada di kampung-kampung, dan juga memberikan solusi yang pas. Saya nanti akan ke Surabaya untuk bertemu kembali,” katanya.
Dia pun mengaku dapat banyak masukan dari Risma, soal program-program yang dilaksanakan di Surabaya. Menurutnya, sebagian bisa diterapkan di Kota Solo, dan saat ini masih dicatat untuk programnya ke depan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS