SURABAYA – Pemkot Surabaya sedang gencar menagih realisasi proyek trem yang dijanjikan pemerintah pusat. Sebab, meski sudah dijanjikan proyek fisik akan dimulai 2017, hingga saat ini belum ada tanda-tanda proyek angkutan massal itu akan segera diwujudkan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, sebenarnya dia sempat diajak membahas proyek trem oleh Presiden Joko Widodo pekan lalu.
Namun, hal itu urung dilakukan karena Risma tengah menghadiri undangan untuk menerima penghargaan di Berlin, Jerman.
“Seharusnya kemarin ada rapat bersama presiden soal trem ini, tapi saat itu aku sedang menerima penghargaan di Berlin. Kayaknya ini mau dibahas lagi di istana,” kata Risma, kemarin.
Wali kota dari PDI Perjuangan ini menambahkan, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan trem cukup besar.
Untuk kebutuhan anggaran, pihaknya belum bisa memastikan. Apakah akan sharing antara pemkot dan pusat, atau bakal didanai secara penuh oleh APBN.
Meski demikian, Risma berharap agar seluruh dana pembangunan proyek trem bisa dipenuhi oleh pemerintah pusat.
“Kalau dana, masih belum clear. Apa sharing atau gimana. Tapi kalau bisa didanai penuh oleh APBN kan bagus,” ucap Risma.
Sementara itu, Kepala Bappeko Surabaya, Agus Imam Sonhaji mengatakan, proyek pengerjaan trem memang butuh dana besar. Ia mengaku, realisasi trem bisa menghabiskan dana Rp 2,2 triliun.
“Karena itu, kalau ditanggung pemkot kan itu nggak mungkin. Minimal sharing dana,” ucapnya.
Sejauh ini, pemkot hanya dijanjikan bahwa pemerintah pusat sudah menganggarkan untuk fisik trem. Anggarannya dalam APBN dialokasikan sebesar Rp 100 miliar.
“Anggarannya memang sedikit, janjinya itu uang segitu dipakai untuk tahap awal pembangunan depo di Joyoboyo,” jelas Agus. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS