SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dinilai sosok yang tepat untuk menjabat presiden baru United Cities Local Governments Asia-Pacific (UCLG-ASPAC). Pemilihan presiden baru ini akan dilakukan selama pelaksanaan Kongres Ke-7 UCLG-ASPAC 2018 di Surabaya.
Presiden UCLG-ASPAC Won Hee-ryong mengungkapkan, kongres tidak hanya membahas pembangunan dan inovasi kota dan daerah. Tapi juga memilih presiden baru UCLG-ASPAC.
“Ada satu kandidat, yaitu Wali Kota Surabaya (Risma). Beliau didorong para delegasi untuk menjabat presiden UCLG-ASPAC,” ucap Won dalam jumpa pers di Dyandra Convention Centre, Surabaya, Kamis (13/9/2018).
Keberhasilan Risma, sambung dia, menjadikan Surabaya kota yang bersih. Pembangunan berkelanjutan di kota ini pun menjadi alasan kuat Won dan para delegasi mendorong Risma menjadi presiden baru UCLG-ASPAC.
“Saya melihat sendiri bagaimana beliau mengatasi global warming dengan membangun banyak taman untuk menjaga lingkungan,” tuturnya.
“Saya pribadi sangat mendukung beliau. Saya ucapkan selamat kepada Bu Risma, tentu bangga punya wali kota seperti beliau,” puji Won.
Bernadia Irawati Tjandradewi, Sekjend UCLG-ASPAC membenarkan bahwa Risma adalah satu-satunya kandidat yang didorong delegasi untuk menjadi presiden.
Di tempat yang sama, Risma ikut menanggapi dirinya yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat menjadi presiden baru UCLG-ASPAC. “Saya belum berhak bicara sebetulnya, karena belum terpilih,” ucap Risma.
Namun Risma juga mengutarakan beberapa program seandainya terpilih sebagai Presiden UCLG-ASPAC. Salah satunya mengatasi bencana alam yang banyak terjadi di belahan dunia.
“Itu yang harus diantisipasi dulu. Tadi Presiden UCLG-ASPAC (Won Hee-ryong) menyampaikan budaya dan kearifan lokal bisa untuk penyelamatan ini (bencana),” tutur Risma.
Karena itu, Risma selalu fokus pada pencegahan sebelum terjadi masalah dan dampak yang lebih besar.
“Saya konsen di pencegahan bukan pengobatan. Jadi buat program seefisien mungkin dengan kearifan lokal. Ini tugas yang akan saya kembangkan kalau terpilih,” kata Risma.
Dalam pembukaan kongres kemarin, Risma mempresentasikan topik bertajuk “Opening Remarks: Training Event Perubahan Iklim. Dia juga menyambut hangat para tamu yang datang dan melihat berbagai stan milik negara yang mengikuti Kongres ke-7 UCLG-ASPAC 2018.
Risma berkomitmen menjadikan Surabaya bersih dan membuat lingkungan tetap terpelihara dengan baik. Salah satu cara mencegah perubahan iklim adalah menekan jumlah sampah.
Risma juga menyebut berbagai bentuk pengolahan sampah yang dilakukan Pemkot Surabaya, salah satunya, kata Risma, penggunaan botol untuk warga yang ingin menaiki Bus Suroboyo dan larva pemakan ompos.
Surabaya sebagai tuan rumah Kongres ke-7 UCLG-ASPAC 2018 menempatkan inovasi sebagai tema besar pada kegiatan akbar itu. Risma sendiri mengaku juga akan menerapkan inovasi di bidang lingkungan, yakni penggunaan pohon cemara udang yang diadaptasi dari Thailand.
“Mangrove bisa juga, tapi di Surabaya utara enggak bisa, makanya pakai cemara udang. Daerah yang selamat dari tsunami ada cemara udangnya,” katanya.
Kongres ke-7 UCLG-ASPAC di Surabaya ini akan berlangsung selama empat hari, dimulai pada tanggal 12-15 September 2018. Sekitar 800 orang peserta dari 40 kota di dunia juga bakal disuguhi budaya dan ciri khas arek Suroboyo. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS