SURABAYA – Wali Kota Tri Rismaharini menginginkan Balai Pemuda di Jalan Gubernur Suryo jadi tempat pertunjukan seni bagi anak-anak. Dia berharap Balai Pemuda jadi panggung besar bagi anak-anak Kota Pahlawan untuk menampilkan kemampuannya dalam menari, bermusik dan berkesenian.
“Harapan besarnya, penampilan di Balai Pemuda bisa menjadi awal bagi anak-anak di Surabaya untuk tampil profesional di panggung dunia,” kata Risma, kemarin.
Pada Jumat lalu, Risma membuka pameran pendidikan non formal dan informal se-Kota Surabaya di Balai Pemuda. Pembukaan pameran tersebut dimeriahkan berbagai aksi seni anak-anak Surabaya, seperti tari remo, tari yoyo modern, pertunjukan busana dan permainan angklung dari anak-anak berkebutuhan khusus.
Terkait itu, Risma minta anak-anak yang sekolah tari, tidak minder. Sebab, jelasnya, kalau berprestasi, mereka bisa menjadi profesional. “Karena anak-anak yang berprestasi bukan hanya di bidang akademik,” ujarnya.
Kader PDI Perjuangan ini mengaku bangga dengan prestasi anak-anak Surabaya dalam berkesenian yang merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal.
Menurutnya, bisa melihat anak-anak tampil berkesenian di Balai Pemuda merupakan salah satu cita-cita awal ketika dirinya menjabat orang nomor satu di Kota Surabaya.
Untuk itu, dia mendorong dinas kebudayaan dan pariwisata, dan beberapa dinas terkait lainnya, untuk membantu mewujudkan harapan itu. Tujuannya, agar warga paham budaya.
“Dan itu bukan hanya musik dan tari. Tetapi bagaimana perilaku kita terbentuk. Kini semua tamu yang datang ke Surabaya, bisa bilang bahwa Surabaya kota yang berbudaya,” ungkapnya.
Kemampuan seni anak-anak Surabaya, lanjut Risma, pun sudah mendapatkan apresiasi positif dari tamu-tamu luar negeri.
Saat Kota Pahlawan jadi tuan rumah agenda Preparatory Committe 3 for Habitat III pada 25-27 Juli lalu, anak-anak mulai jenjang TK hingga SMA mendapatkan kesempatan unjuk kemampuan menari di Balai Kota disaksikan ribuan delegasi dari ratusan negara.
“Banyak tamu bilang penampilan anak-anak luar biasa. Ada yang bilang pertunjukannya sudah sekelas internasional. Bahkan ada yang bilang katanya sudah setaraf broadway (teater profesional yang paling dikenal oleh publik Amerika),” tuturnya.
Dia berharap, agenda yang menampilkan pertunjukan kemampuan anak-anak dalam berkesenian, bisa lebih sering digelar di Surabaya. Sehingga, mereka bisa lebih sering tampil dan anak-anak lainnya juga bisa melihat dan termotivasi.
“Saya juga ingin ada pengajar yang bisa lihat ke Broadway sana. Supaya wawasannya bertambah dan bisa mengajarkan anak-anak hal-hal baru,” jelas mantan Kepala Bappeko Surabaya ini. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS